Fakta Pasien Covid-19 di Bangladesh, Pilih Mati di Rumah Ketimbang Sekarat di Rumah Sakit

- 14 Juli 2020, 13:35 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay/Blendertimer/

Para ahli kesehatan mengatakan, banyak orang yang khawatir dengan tingkat perawatan yang mereka akan terima di rumah sakit umum.

Baca Juga: Pasca Enam Hari Pencarian, Bintang 'Glee' Naya Rivera Ditemukan Meninggal Dunia

"Mereka mengatakan kepada kami bahwa mereka lebih baik mati di rumah daripada mati di rumah sakit," kata seorang pejabat senior untuk amal Al Manahil di Chittagong, yang menyediakan layanan ambulans dan pemakaman.

Sebuah survei yang ditujukkan pada 80.000 orang menemukan jika 44 persen orang Bangladesh 'terlalu takut' untuk menerima bantuan Covid-19.

Mereka menyebut jika pelayanan rumah sakit Bangladesh tidak ramah terhadap pasien, sehingga mereka takut hasil tesnya positif.

Baca Juga: Buat Heboh usai Klaim Batik Berasal dari Tiongkok, Xinhua News Ralat Pernyataan

"Persepsi negatif telah diciptakan dan itu mendorong banyak pasien untuk tinggal di rumah. Hanya sedikit orang yang mampu membeli rumah sakit swasta yang mahal.

"Sejumlah besar pasien Covid-19 sekarat di rumah," kata Kepala Gerakan Hak Kesehatan Bangladesh, Rashid e Mahbub.

Diketahui, reputasi rumah sakit Bangladesh dikenal buruk, bahkan sebelum adanya pandemi virus corona.

Baca Juga: Pemerintah Turki Bakal Segera Beri Tahu UNESCO soal Status Baru Hagia Sophia

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x