G7 Meluncurkan Rencana Infrastruktur Senilai US$600 Miliar untuk Melawan China

- 27 Juni 2022, 18:05 WIB
Usai bertemu, negara-negara G7 meluncurkan rencana infrastruktur senilai US$600 miliar untuk melawan China.
Usai bertemu, negara-negara G7 meluncurkan rencana infrastruktur senilai US$600 miliar untuk melawan China. /Al Jazeera

Baca Juga: Lirik Lagu Pesawat Kertas 365 Hari - JKT 48, Ramai dan Viral di TikTok

Biden mengatakan, ratusan miliar dolar tambahan dapat berasal dari bank pembangunan multilateral, lembaga keuangan pembangunan, dana kekayaan negara dan lainnya.

Eropa akan memobilisasi US$317 miliar untuk prakarsa selama periode yang sama guna membangun alternatif berkelanjutan untuk skema Inisiatif Belt and Road China, yang diluncurkan Presiden China Xi Jinping pada 2013, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan pada pertemuan itu.

Para pemimpin Italia, Kanada dan Jepang juga berbicara tentang rencana mereka, beberapa di antaranya telah diumumkan secara terpisah.

 Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tidak hadir, tetapi negara mereka juga berpartisipasi.

Baca Juga: Tes IQ: Temukan Serigala di Hutan Penuh Salju dan Tunjukkan Anda Teliti Serta Cerdas Luar Biasa

Skema investasi China melibatkan pengembangan dan program di lebih dari 100 negara yang bertujuan untuk menciptakan versi modern dari jalur perdagangan Jalur Sutra kuno dari Asia ke Eropa.

Pejabat Gedung Putih mengatakan rencana itu hanya memberikan sedikit manfaat nyata bagi banyak negara berkembang, dan itu menjebak negara-negara penerima dalam utang dan dengan investasi yang lebih menguntungkan China daripada tuan rumah mereka.

Biden menyoroti beberapa proyek unggulan, termasuk proyek pengembangan tenaga surya senilai US$2 miliar di Angola dengan dukungan dari Departemen Perdagangan, Bank Ekspor-Impor AS, perusahaan AS AfricaGlobal Schaffer, dan pengembang proyek AS Sun Africa.

Bersama dengan anggota G7 dan Uni Eropa, Washington juga akan memberikan bantuan teknis sebesar US$3,3 juta kepada Institut Pasteur de Dakar di Senegal dalam mengembangkan fasilitas manufaktur multi-vaksin skala industri.

Halaman:

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x