PR TASIKMALAYA - Mantan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton bersumpah dalam pernyataannya Jumat 12 Juni 2020, untuk merilis buku anti-Presiden Trump.
Hal itu akan ia lakukan meski ada perselisihan dengan Gedung Putih terkait isinya mengenai informasi rahasia.
"Ini adalah buku yang tidak ingin dibaca oleh Donald Trump," kata kantor dan penerbit Bolton Simon & Schuster, saat mempromosikan buku 'The Room Where It Happened: Memoar White House'.
Baca Juga: Kecewa pada Pemerintah dalam Tangani Covid-19, Warga Brasil Buat 'Kuburan' Massal di Sebuah Pantai
Dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs New York Post, Bolton digulingkan tahun lalu setelah pandangannya yang bertentangan dengan kecenderungan kebijakan luar negeri Trump, dengan gangguan akhir termasuk ketidaksepakatan mengenai pembicaraan dengan Taliban di Camp David.
Bolton mengajukan diri untuk memberikan kesaksian di sidang impeachment Senat Trump tahun ini, tetapi akhirnya tidak dipanggil.
Sejak itu, rilis bukunya macet karena pertengkaran mengenai isi buku yang dianggap terkait dengan informasi rahasia.
Jika Bolton merilis buku dan pejabat mengklaim beberapa informasi diklasifikasikan, ia bisa menghadapi waktu penjara dan kehilangan pendapatan buku.
Baca Juga: Ironi, Wilayah Cineam Malah Krisis Air Bersih saat Curah Hujan Tinggi, Warga Andalkan Air Hujan