Mahbubur Rahman, kepala departemen kesehatan di distrik Bazar Cox mengatakan kepada para pejabat AFP sedang menunggu laporan lengkap tentang kematian tersebut.
Sementara itu, seorang juru bicara PBB mengatakan mereka akan berkomentar nanti.
Baca Juga: Layaknya Zona Perang, Militer Amerika Serikat Kepung Gedung Putih
Lebih dari 740.000 pengungsi Rohingya melarikan diri dari penumpasan militer 2017 yang brutal di Myanmar ke Cox's Bazar, tempat sekitar 200.000 pengungsi sudah tinggal.
Pada awal April, pihak berwenang memberlakukan kuncian total di distrik itu, yang mana menjadi rumah bagi 3,4 juta orang termasuk para pengungsi setelah sejumlah infeksi dicatat.
Namun, kasus terinfeksi Covid-19 pertama kali terdeteksi pada pertengahan Mei 2020.
Baca Juga: Sebelumnya Ancam Kirimkan Anjing Ganas, Trump Kerahkan Ribuan Tentara untuk Hentikan Demonstran
Para pejabat sejak saat itu memblokir jalan-jalan yang mengarah ke beberapa area kamp di mana sebagian besar infeksi telah dicatat.
Pekan lalu sekitar 15.000 pengungsi ditempatkan di karantina karena jumlah kasus meningkat.
Pemerintah Bangladesh dan PBB telah menyiapkan tujuh pusat isolasi dengan kapasitas untuk merawat lebih dari 700 pasien di dalam kamp.