Kekerasan Meletus di LA, New York Protes Sikap Trump Kerahkan Militer

- 2 Juni 2020, 15:45 WIB
PARA pengunjuk rasa menentang kematian tahanan polisi George Floyd di Minneapolis, di wilayah Manhattan, New York Citu, AS, 1 Juni 2020.*
PARA pengunjuk rasa menentang kematian tahanan polisi George Floyd di Minneapolis, di wilayah Manhattan, New York Citu, AS, 1 Juni 2020.* //Caitlin Ochs/REUTERS

Pawai dan demonstrasi brutal anti-polisi, yang telah berubah menjadi kekerasan setelah gelap setiap malam selama sepekan terakhir, meletus atas kematian George Floyd, seorang warga Amerika keturunan Afrika berusia 46 tahun yang meninggal setelah seorang polisi kulit putih menjepit lehernya di bawah lutut untuk hampir sembilan menit.

Otopsi kedua yang diperintahkan oleh keluarga Floyd dan dirilis pada Senin menemukan kematiannya adalah pembunuhan karena 'sesak napas mekanis', atau kekuatan fisik yang mengganggu pasokan oksigennya. Laporan itu mengatakan tiga petugas ikut terlibat pada kematiannya.

Pemeriksa Medis Kabupaten Hennepin kemudian merilis temuan otopsi yang juga disebut pembunuhan kematian Floyd karena sesak napas. Laporan county mengatakan Floyd menderita serangan jantung paru-paru ketika ditahan oleh polisi dan bahwa ia menderita penyakit jantung arteriosklerotik dan hipertensi, keracunan fentanil dan penggunaan metamfetamin baru-baru ini.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Video Seorang Pria Meninggal Dunia karena Menggunakan Masker saat Bersepeda

Derek Chauvin, perwira polisi Minneapolis berusia 44 tahun yang berlutut di Floyd, ditangkap atas tuduhan pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan berencana tingkat dua. Tiga petugas lain yang terlibat dalam penangkapan belum dituntut.

Kematian Floyd adalah kasus terbaru dari kebrutalan polisi terhadap pria kulit hitam yang tertangkap dalam rekaman video dan memicu kemarahan rasisme dalam penegakan hukum AS.

Ia (Chauvin) menghidupkan kembali ketegangan rasial yang membara di sebuah negara yang terpecah secara politis yang telah terpukul oleh pandemi coronavirus, dengan orang Afrika-Amerika menyumbang jumlah kasus yang sangat tinggi.

Baca Juga: Dokter Italia Sebut Virus Corona Tidak Lagi Mematikan, Para Ilmuwan Ramai Berikan Pendapat

Lusinan kota di seluruh Amerika Serikat tetap berada di bawah jam malam yang tidak terlihat sejak kerusuhan setelah pembunuhan Martin Luther King Jr tahun 1968. Pengawal Nasional dikerahkan di 23 negara bagian dan Washington DC.

Pada Senin, puluhan orang memberikan penghormatan kepada Floyd di luar Cup Foods, tempat kematiannya, meninggalkan bunga dan tanda-tanda. Seorang gadis kecil menulis, 'Aku akan bertarung denganmu', dengan kapur biru aqua di jalan.

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x