Network
Meski sebenarnya mayoritas anggota partai lebih menginginkan kepala negara yang betul-betul dipilih oleh rakyat.
Berdasarkan laporan laman Express, referendum perdana untuk menentukan masa depan Ratu di Skotlandia digelar pada tahun 2014. Referendum kala itu menghasilkan keputusan untuk mempertahankan Ratu.
Akan tetapi per tahun 2020, hasil referendum 2014 kembali menjadi polemik usai Patrick Grady, anggota parlemen sekaligus anggota Partai Nasional Skotlandia, menegaskan bahwa urusan siapa yang mengisi posisi kepala negara sepenuhnya harus ditentukan oleh rakyat.
Meski hasil survei baru-baru ini memperlihatkan bahwa lebih banyak rakyat yang menginginkan posisi kepala negara tetap diisi oleh pemimpin Kerajaan Inggris, tetapi pemerintah setempat dilaporkan akan meninjau kembali tentang hal ini.
Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Jelang Ramadhan, Mempersiapkan Hadapi Bulan Suci Umat Islam
Terutama seputar peran yang akan dimiliki oleh Ratu sebagai kepala negara Skotlandia di bawah konstitusi baru.
Sementara itu, selain sebagai negara persemakmuran, Skotlandia juga memiliki arti tersendiri di dalam hati Ratu Elizabeth II.
Ikatan kuat ini terbentuk dari ketiga anak lelaki Ratu Elizabeth II juga mendiang suaminya, Pangeran Philip yang sempat disekolahkan di negara tersebut.
Belum lagi tiap liburan musim panas, Ratu Elizabeth II beserta anggota keluarga Kerajaan Inggris lainnya gemar menghabiskan waktu di Kastil Balmoral juga Istana Holyrood di Edinburgh yang merupakan kediaman resmi dari pemimpin Kerajaan Inggris di Skotlandia.
Baca Juga: A Business Proposal Episode 3: Waktu Tayang, Spoiler, Link Nonton Sub Indo
