Ditipu Pemerintah, Tentara Rusia Menangis Saat Ditangkap Ukraina: 'Saya Dikirim ke Kematian Saya'

- 4 Maret 2022, 15:02 WIB
Ilustrasi - Merasa ditipu pemerintah, beberapa tentara Rusia menangis usai ditangkap dan menjadi tawanan pasukan Ukraina.
Ilustrasi - Merasa ditipu pemerintah, beberapa tentara Rusia menangis usai ditangkap dan menjadi tawanan pasukan Ukraina. /REUTERS/Gleb Garanich

PR TASIKMALAYA - Para tentara Rusia yang jadi tawanan perang Ukraina menangis ketika memberitahu keluarga bahwa mereka telah 'dikirim ke kematian'.

Tawanan perang Rusia itu diwawancarai di depan kamera oleh pasukan Ukraina dan mengatakan mereka telah digunakan pemerintah sebagai umpan meriam dalam perang.

Itu terjadi setelah Ukraina mengklaim telah membunuh 6.000 tentara Rusia selama enam hari pertama invasi.

Rekaman interaksi tentara Rusia dan Ukraina itu dibagikan secara online yang menunjukkan beberapa penyerbu Rusia yang ditangkap mengeluh tentang perang.

Baca Juga: Tes Psikologi Visual: Bisakah Anda Melihat Binatang Tersembunyi dalam Gambar Ini?

Seorang tawanan difilmkan sedang berbicara dengan ibunya melalui telepon.

"Mereka mengirim kami ke kematian, semua orang membunuh semua orang," ungkap sang tentara, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Mirror.

Tentara Rusia itu kemudian menangis dan memberitahu ibunya 'Aku juga mencintaimu'.

Dalam klip lain, seorang tahanan Rusia pun mengungkap kondisinya sebelum terjun ke medang perang dengan Ukraina.

Baca Juga: Benny K Harman Minta Istana Buktikan Jokowi Tidak Terlibat Usulan Penundaan Pemilu 2024

“Kami datang untuk pelatihan. Kami dibohongi dan itulah mengapa saya ada di sini,” katanya.

Rekan sang tentara pun menambahkan bahwa pada awalnya ia diberitahu bahwa dirinya akan dikirim untuk pelatihan militer. 

Namun, saat ternyata ia dan tentara Rusia lain dikirim ke garis depan perang, semua orang kehilangan semangat.

“Kami dilempar sebagai ‘daging senjata’, meskipun orang-orang di unit kami setidaknya tidak menginginkan perang ini, mereka hanya ingin pulang dan menginginkan perdamaian,” kata sang tentara.

Baca Juga: Johnny NCT Gantikan Posisi Lucas di SuperM? Begini Teori Netizen yang Tuai Perdebatan

Prajurit Rusia lain, yang menderita luka mengerikan di wajah dan tubuhnya, juga tampil dalam sebuah wawancara dengan tentara Ukraina.

"Ini bukan perang kita. Wahai para ibu dan istri, kumpulkan suamimu. Tidak perlu berada di sini," ungkapnya.

Interaksi tentara Rusia-Ukraina ini didapat dari rekaman pesan seluler dan radio, yang dicegat oleh perusahaan intelijen Inggris ShadowBreak Intl, dan menunjukkan moral yang rendah di antara pasukan Rusia.

Dalam satu percakapan, seorang tentara tampak menangis dan berkata "ini lambat, ini lambat".

Baca Juga: Sebanyak 498 Tentara Rusia Tewas Sejak Dimulainya Konflik antara Rusia dengan Ukraina

Pendiri ShadowBreak, Samuel Cardillo mengatakan bahwa dia telah menerima rekaman dari para amatir yang mendengarkan percakapan tersebut.

"Ini pada dasarnya seperti memasuki frekuensi polisi di AS," kata Cardillo.

"Pada dasarnya Rusia mengirimkan sinyal analog. Jadi ketika mereka meminta dukungan udara, atau dukungan apa pun, Anda akan mendengar suara helikopter atau pesawat tempur," terangnya.

Salah seorang tentara Rusia pun mengaku, melalui pesan yang ia kirimkan ke ibunya, bahwa ia diberitahu pemerintah bahwa pasukannya akan disambut dengan tangan terbuka, tetapi ternyata mereka disebut fasis.

Baca Juga: PKB dan PAN Pengusul Penundaan Pemilu 2024, Ulil: Mengorbankan Partai Kecil yang Pro-Pemerintah?

Pesan tentara tersebut dibacakan oleh Serhiy Kyslytsia, utusan Ukraina di PBB.

Dalam pesan itu pun sang tentara mengungkap bahwa satu-satunya hal yang ia inginkan saat ini adalah bunuh diri.

"Bu, aku di Ukraina. Ini perang sungguhan. Aku takut, kami menembaki semua orang, bahkan warga sipil," kata sang tentara.

Pasal 13 Konvensi Jenewa mengatakan tawanan perang harus diperlakukan secara manusiawi dan dilindungi, terutama dari tindakan kekerasan atau intimidasi dan terhadap penghinaan dan keingintahuan publik.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah