Dianggap Tidak Tepat Waktu, Penangguhan Pendanaan Trump kepada WHO Diklaim Dapat Merenggut Nyawa

- 20 Mei 2020, 20:02 WIB
Donald Trump menyebut WHO menangani covid-19 dengan sangat buruk.
Donald Trump menyebut WHO menangani covid-19 dengan sangat buruk. //AFP/Brendan Smialowski

PIKIRAN RAKYAT - Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menunda pendanaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tengah pandemi merupakan langkah yang salah tempat dan tidak tepat waktu.

Hal itu dikarenakan langkah yang di ambil Trump dapat melemahkan lembaga yang pada saar kritis ini sangat membutuhkan dukungan.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Straits Times, meskipun WHO memiliki kekurangan, menunda pendanaan adalah cara yang salah untuk mengatasinya dan pakar kesehatan masyarakat megkritik tajam keputusan Trump.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Harga Sembako Mulai Merangkak Naik, Penjual: Untung Tidak Dibarengi Kelangkaan

Trump menuduh WHO sangat salah dalam mengelola dan menutupi penyebaran virus Corona, juga mengkritik badan kesehatan tersebut karena terlalu bergantung pada pengungkapan dari Tiongkok tentang virus tersebut.

"WHO mendorong informasi yang keliru dari Tiongkok tentang virus itu, mengatakan itu tidak menular dan tidak perlu larangan bepergian," kata Trump.

WHO mengatakan pembatasan perjalanan akan merugikan ekonomi global, meskipun negara-negara masih bebas untuk memaksakannya dan banyak yang melakukannya.

Baca Juga: Covid-19 Timbulkan Banyak Gejala Baru, Peneliti Sebut Wanita Muda Lebih Rentan Alami Anosmia

Tetapi kritik bahwa WHO teikat pada Tiongkok dan sumber dayanya salah tempat, kata direktur program kesehatan global Dewan Hubungan Luar Negeri Thomas Bollyky dan rekan kebijakan senior Center for Global Development Jeremy Konyndyk dalam komentar Washington Post.

"Kehormatan yang ditunjukkan oleh organisasi dalam pandemi ini tidak unik bagi Tiongkok, virus ini ata bahkan kepemimpinan WHO saat ini.

"Organisasi ini menghargai solidaritas dalam menanggapi keadaan darurat," tulis mereka.

Baca Juga: Mengenal Dita Karang, Idol K-Pop Asal Indonesia yang Debut di Girl Grup Secret Number

Mereka juga menambahkan bahwa WHO telah dikritik dalam dua wabah Ebola terakhir atas kelambatannya untuk bertindak karena menghomati negara-negara Afrika Barat yang terkena dampak.

Kecenderungan untuk tunduk pada negara-negara dalam krisis adalah kelemahan untuk ditinjau setelah pandemi, tetapi juga karena kendala WHO harus beroperasi di bawah.

"Itu tidak dapat beroperasi di negara-negara anggota tanpa izin mereka, dan tidak memiliki kekuatan untuk memberi sanksi kepada mereka karena tidak mengikuti aturannya.

Baca Juga: Produktif saat Pandemi, Himacita Bagi-bagi Takjil ke Masyarakat Cikalong

"Karena itu, WHO bergantung pada kerja sama dari pemerintah untuk mengimbangi sumber daya dan kewenangannya yang terbatas," tambah mereka.

AS merupakan donor tunggal terbesar dan bankroller utama WHO, sehingga memberikannya kekuatan untuk melumpuhkan WHO.

Seperempat dari program pemberantasan polio yang didanai uang AS di seluruh dunia, sementara seperempat lainnya digunakan untuk meningkatkan akses ke layanan kesehatan esensial dan memerangi penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.

Baca Juga: Penentuan 1 Syawal, Kemenag Kabupaten Tasikmalaya Bakal Pantau Hilal di Pantai Karangtaulan Cikalong

Uang yang tersisa ditandai untuk memerangi TB dan HIV, meningkatkan kesiapsiagaan darurat kesehatan negara, dan mencegah dan mengendalikan wabah, di antara program dan penelitian lainnya.

"WHO adalah satu-satunya organisasi yang dapat mengumpulkan data dari 194 negara, melakukan analisis, meletakkan sumber daya medis dan ilmiah di lapangan dan mengoordinasikan respons. Keputusan ini akan merenggut nyawa!" tulis Profesor Senait Fisseha, kepala penasihat Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Twitter.

Sementara itu, Presiden Asosiasi Medis Amerika Patrice Harris mengatakan bahwa memerangi pandemi global membutuhkan kerja sama internasional dan ketergantungan pada sains dan sata.

Baca Juga: Wanita Jangan Sampai Kecolongan, Berikut Ciri-Ciri Pria yang Berpotensi Selingkuh

Menurut pendapatnya, memotong dana ke WHO dibandingkan berfokus pada solusi merupakan langkah berbahaya pada saat genting bagi dunia.

Meskipun Trump tidak merinci pendanaan apa yang akan dihentikan, para ahli mengatakan AS dapat memotong kontribusi sukarela untuk WHO. Ini merupakan sekitar tiga perempat dari jumlah total yang biasanya diberikannya.

Menarik dana dapat merusak reputasi global AS dan menjadi kudeta propaganda bagi Tiongkok, kata para pakar.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: The Straits Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x