AS Gunakan Virus Corona untuk Menantang Kekuasaan Partai Komunis Tiongkok

- 5 Mei 2020, 21:00 WIB
XI Jinping dan Donald Trump.*/REUTERS
XI Jinping dan Donald Trump.*/REUTERS /

Di bidang diplomatik, serta memfokuskan perhatian global pada kesalahan Tiongkok, AS mendorong untuk meningkatkan status Taiwan di panggung dunia, dimulai dengan kampanye agar pemerintah Taipei diundang ke Majelis Kesehatan Dunia akhir bulan ini.

Hal itu adalah merupakan ketakutan atau kutukan bagi Beijing, yang menggambarkan Taiwan sebagai provinsi yang membangkang.

Baca Juga: PSBB Berlaku Mulai Besok, 6 Mei 2020, Seluruh Kegiatan Keagamaan Dirumahkan

"Ada lebih banyak kekhawatiran di puncak di Beijing bahwa apa yang telah menjadi partai paranoid untuk waktu yang sangat lama sekarang akan terjadi, yaitu bahwa AS dan negara-negara lain tidak ingin partai itu memerintah Tiongkok," kata Isaac Stone Fish, seorang rekan senior di Pusat Masyarakat Asia untuk Hubungan AS-Tiongkok.

Stone Fish mengatakan bahwa kebijakan era perang dingin untuk mendorong evolusi damai dari kekuasaan partai Komunis sekarang 'kembali menjadi mode'.

"Ada kesadaran yang berkembang di DC bahwa partai Komunis Tiongkok tidak melayani kepentingan Amerika, bahwa itu tidak melayani kepentingan banyak orang di Tiongkok, dan ada perdebatan yang berkembang tentang apa yang harus dilakukan AS tentang hal itu," katanya.

Baca Juga: Pengguna Listrik 900 VA Pertanyakan PLN Soal Diskon 50 Persen, Warga Merasa Dibohongi

Banyak yang akan bergantung pada seberapa serius Xi menghadapi tantangan itu dan bagaimana ia merespons.

Glaser mengatakan telah ada bukti bahwa Beijing berusaha untuk menghancurkan nasionalisme militeristik yang berfokus pada penaklukan kembali Taiwan. Tetapi Fish berpendapat bahwa kalkulus bisa berubah ketika tekanan meningkat.

“Jika Xi Jinping atau anggota partai lainnya merasa mereka menghadapi ancaman eksistensial dalam hal legitimasi di dalam negeri, pergi berperang dengan Taiwan bisa menjadi strategi yang sangat baik bagi mereka, dengan cara yang akan memiliki banyak dampak buruk secara global," ujarnya.***

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x