Klaim Miliki Bukti Besar Corona dari Lab Wuhan, Media Tiongkok Sebut Pompeo Sudah 'Gila'

- 5 Mei 2020, 14:30 WIB
BENDERA Tiongkok dan Amerika Serikat.* /Sipaphoto
BENDERA Tiongkok dan Amerika Serikat.* /Sipaphoto /.*(foto Pikiran Rakyat Cirebon)

PIKIRAN RAKYAT - Seorang penyiar CCTV asal Tiongkok, Senin, 4 Mei 2020 menyerang pernyataan dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo yang dianggap 'gila dan menghindar' atas asal-usul pandemi Covid-19, sehingga semakin memicu ketegangan Tiongkok-AS.

Sebelum CCTV, pernyataan Pompeo langsung ditanggapi media China Global Times, yang merupakan media milik partai berkuasa di Tiongkok People's Daily.

Dalam editorialnya, mereka menyebut bahwa Pompeo tidak memiliki etika dan hanya menggertak, sehingga menimbulkan ketegangan.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Video Kemunculan Bintang Tsuraya Penanda Akhir Wabah, Ini Faktanya

"Pemerintah Trump terus terlibat dalam perang propaganda yang belum pernah terjadi sebelumnya ketika mereka mencoba untuk menghalangi upaya global dalam memerangi pandemi Covid-19," tulis editorial China Global Times.

Pompeo pada Minggu, 3 Mei 2020 menyebutkan, bahwa ia memiliki 'bukti besar' yang menunjukkan virus corona berasal dari sebuah laboratorium di Tiongkok.

Bukti tersebut dua kali lipat dari klaim sebelumnya yang telah berulang kali ditolak oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai pakar ilmiah.

 Baca Juga: Dapat Firasat, Via Vallen Sebut Didi Kempot Tak Seperti Biasanya Semalam Sebelum Wafat

Dilansir dari Reuters oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, dalam sebuah wawancara, Pompeo sempat membantah pernyataan dari lembaga intelijen negara yang menyatakan virus ini tidak dibuat oleh manusia atau dimodifikasi secara genetik.

"Para ahli terbaik sejauh ini tampaknya berpikir itu buatan manusia. Saya tidak punya alasan untuk tidak mempercayai hal itu pada saat ini," kata Pompeo.

Sementara itu dikutip dari Channel News Asia, teori tentang 'Corona Made in Wuhan' telah sangat ditekankan oleh pemerintahan Trump, yang semakin kritis terhadap penanganan wabah yang pertama kali muncul di Wuhan akhir tahun lalu.

Baca Juga: Bantu Siswa dan Jompo, 200 Paket Sembako Dibagikan SMAN 1 Taraju

Sampai saat ini, virus corona telah membunuh lebih dari 247.000 orang dan 3,5 juta orang telah terinfeksi di ratusan negara seluruh dunia.

"Apa yang disebut 'virus bocor dari sebuah laboratorium Wuhan' adalah sebuah kebohongan. Politisi Amerika bergegas untuk mengalihkan kesalahan, menipu, dan menekan Tiongkok ketika upaya anti epidemi domestik mereka sendiri berantakan," ujar ahli virologi Universitas Colombia W Ian Lipkin.

Dalam sepekan terakhir, CCTV berulang kali mengecam Pompeo sebagai 'musuh bersama umat manusia' dan menuduhnya menyebarkan virus politik atas klaimnya yang berulang kali bahwa pandemi itu berasal dari laboratorium.

 Baca Juga: Meninggal Secara Mendadak, Jenazah Didi Kempot akan Dimakamkan di Jawa Timur

Tiongkok dan AS telah berulang kali mempermasalahkan asal-usul virus dalam perang kata-kata yang semakin meningkat, setelah juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian pada Maret mendorong teori konspirasi bahwa militer AS mungkin telah membawa virus ke Tiongkok.

Sejak saat itu, kedua negara menuduh satu sama lain tentang siapa yang menyebarkan informasi salah, karena Presiden AS Donald Trump juga telah menyerang Tiongkok atas dugaan kurangnya transparansi.

Trump pekan lalu mengklaim memiliki bukti bahwa Institut Virologi Wuhan adalah sumber dari virus corona yang kini menginfeksi jutaan manusia di dunia.

 Baca Juga: Diberlakukan Mulai 6 Mei 2020, Berikut Pengecualian Pelaksanaan PSBB di Kota Tasikmalaya

Pernyataan itu muncul untuk menggemakan spekulasi yang dipicu oleh komentator radio sayap kanan AS tentang laboratorium rahasia.

Laporan-laporan berita AS mengatakan, Trump telah menugaskan mata-mata AS untuk mencari tahu lebih banyak tentang asal-usul virus itu, ketika ia menjadikan penanganan pandemi Tiongkok sebagai inti dari kampanyenya untuk pemilihan presiden November.

Sebagian besar ilmuwan percaya virus itu melonjak dari hewan ke manusia setelah muncul di Tiongkok, mungkin dari pasar di Wuhan yang menjual hewan eksotis untuk daging.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x