Krisis Minyak Libatkan Rusia, Trump Ultimatum Saudi: Potong Produksi atau AS Tarik Pasukan

- 1 Mei 2020, 09:30 WIB
PRESIDEN AS Donald Trump berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman selama sesi foto keluarga dengan para pemimpin dan peserta lainnya di KTT para pemimpin G20 di Osaka, Jepang, 28 Juni 2019.*
PRESIDEN AS Donald Trump berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman selama sesi foto keluarga dengan para pemimpin dan peserta lainnya di KTT para pemimpin G20 di Osaka, Jepang, 28 Juni 2019.* //REUTERS/Kevin Lamarque

Sementara itu, kantor media pemerintah Arab Saudi tidak menanggapi permintaan untuk beromentar.

Baca Juga: Gara-gara Antrean Pemakaman Penuh, 100 Mayat Ditemukan Membusuk dalam Truk

Seorang pejabat Saudi yang meminta tidak disebutkan namanya menekankan bahwa perjanjian tersebut mewakili kehendak semua negara dalam apa yang disebut kelompok negara-negara penghasil minyak OPEC+, yang mencakup OPEC plus koalisi yang dipimpin oleh Rusia.

"Arab Saudi, Amerika Serikat dan Rusia telah memainkan peran penting dalam perjanjian pemotongan minyak OPEC +, tetapi tanpa kerja sama dari 23 negara yang mengambil bagian dalam perjanjian, itu tidak akan terjadi," kata pejabat Saudi tersebut.

Seminggu sebelum panggilan telepon Trump dengan Putra Mahkota Mohammed, Senator Republik AS Kevin Cramer dan Dan Sullivan telah memperkenalkan undang-undang untuk menghapus semua pasukan AS, rudal Patriot dan sistem pertahanan anti-rudal dari kerajaan kecuali Arab Saudi memangkas produksi minyak.

Baca Juga: Kondisi Satu Pasien Positif Covid-19 di Kabupaten Tasikmalaya Terus Membaik

Dukungan untuk langkah itu mendapatkan momentum di tengah kemarahan Kongres atas perang harga minyak Saudi-Rusia yang tidak tepat waktu.

Kerajaan telah membuka keran pada April, melepaskan banjir minyak mentah ke pasokan global setelah Rusia menolak untuk memperdalam pengurangan produksi sejalan dengan pakta pasokan OPEC sebelumnya.

Pada tanggal 12 April, di bawah tekanan dari Trump, negara-negara penghasil minyak terbesar di dunia di luar Amerika Serikat menyetujui pengurangan produksi terbesar yang pernah dinegosiasikan.

Baca Juga: Kemenkes Malaysia Temukan Jenis Corona Paling Ganas, Satu Penderita Bisa Tulari 120 Orang

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x