Hampir Putus Asa Akibat Angka Kematian Covid-19 Tinggi, Italia Gencarkan Strategi Fase Dua

- 6 April 2020, 11:30 WIB
Perawat medis di Italia Utara mengalami tekanan yang berat di mana kasus di wilayah itu dilaporkan paling parah.*
Perawat medis di Italia Utara mengalami tekanan yang berat di mana kasus di wilayah itu dilaporkan paling parah.* /AFP Photo / Paolo MIRANDA/

PIKIRAN RAKYAT- Negara dengan jumlah terinfeksi paling banyak di dunia, Italia, telah melaporkan angkat kematian Covid-19 mengalami penurunan dan kenaikan tidak stabil  selama lebih dari dua minggu, setelah pemerintah berlakukan kebijakan lockdown atau karantina wilayah ekstrem.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters, pemerintah mengatakan bahwa pihaknya akan memasuki strategi fase dua guna menekan angka kematian, sehingga dapat menggeser posisi Italia dari urutan pertama.

Namun, jumlah korban dari wabah paling mematikan ini mencapai lebih dari 15 ribu di Italia, hampir seperempat dari total kematian global dan jumlah kenaikan serta penurunan terus melanda Italia secara bergantian.

Baca Juga: Peneliti: Cegah Corona, Bersihkan Bahan Makanan Selama 72 Jam, Simak Penjelasan Lengkapnya

"Lengkungan telah mencapai dataran tinggi dan mulai turun. Ini adalah hasil yang harus kita capai hari demi hari," kata Silvio Brusaferro, kepala Istituto Superiore di Sanità, lembaga kesehatan top Italia.

Silvio juga mengungkapkan, dengan kondisi naik turun yang dialami Italia, pemerintah perlu memikirkan fase kedua guna terus menekan penyebaran penyakit ini.

Sebagaimana diketahui, jumlah total kasus yang dikonfirmasi dari virus corona baru naik 4.316 menjadi 128.984, peningkatan terendah dalam lima hari dan menambah tanda-tanda epidemi telah mecapai puncak, sekitar enam minggu setelah pecah di Italia Utara pada 21 Februari silam.

Baca Juga: Berkah Lockdown Spanyol, Kota Madrid Berpolusi Asap Kini Disulap jadi Bersih dan Sejuk

Para pejabat Italia sebagian telah putus asa menghadapi kondisi tersebut, ketika mengetahui tanda-tanda perkembangan virus terus berkembang pesat di seluruh wilayah Italia pada 9 Maret 2020 lalu.

Namun hingga kini, baik kebijakan social distancing maupun lockdown atau karantina wilayah sudah cukup efektif mengurangi jumlah lonjakan terinfeksi setiap harinnya.

"Jangan menurunkan kewaspadaan kita, tetap di rumah," Angelo Borelli, kepala departemen Perlindungan Sipil.

Baca Juga: Penasaran dengan Kepribadianmu? Simak 6 Zodiak yang Memilki Rasa Empati Tinggi

Namun, di samping krisis kesehatan masyarakat, pemerintah juga bergulat dengan kehancuran ekonomi yang disebabkan oleh penghentian mendadak bisnis di seluruh negeri.

Setelah beberapa hari memberikan data yang menggembirakan, Menteri Kesehatan Roberto Speranza menguraikan serangkaian tindakan, termasuk lebih banyak pengujian.

Dan peningkatan sistem kesehatan setempat yang dimaksudkan untuk memungkinkan pelonggaran bertahap hingga vaksin dapat dikembangkan.

Baca Juga: Ketahui 5 Makanan yang Menimbulkan Halusinasi, Ada yang Sampai Menyebabkan Kematian

“Ada bulan-bulan sulit ke depan. Tugas kami adalah menciptakan kondisi untuk hidup dengan virus, setidaknya sampai vaksin dikembangkan," ujar Roberto.

Penguncian nasional, yang secara ketat membatasi pergerakan rakyat dan membekukan semua kegiatan ekonomi, akan secara resmi ditetapkan pada 13 April secara luas diperkirakan akan diperpanjang.

Speranza mengatakan, masih terlalu dini untuk mengatakan kapan itu bisa diangkat.

Baca Juga: Usai Antar Pemudik dari Bandara, Seorang Sopir asal Tiongkok Terinfeksi Covid-19

Menteri mengatakan, ia telah mengeluarkan catatan berisi lima prinsip di mana pemerintah berencana untuk mengelola apa yang disebut "fase dua" darurat, ketika pembatasan kuncian mulai mereda tetapi sebelum kembali sepenuhnya ke kondisi normal.

Lebih lanjut, ia mengatakan, jarak sosial harus tetap, dengan penggunaan yang lebih luas dari perangkat perlindungan individu seperti masker wajah.

Sementara sistem kesehatan lokal akan diperkuat, untuk memungkinkan perawatan yang lebih cepat dan lebih efisien dari dugaan kasus Covid-19.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x