Rusia dan Ukraina di Ambang Perang, Keputusan Vladimir Putin Menjadi Kunci?

- 31 Januari 2022, 06:56 WIB
Keputusan Presiden Vladimir Putin disebut menjadi kunci akan terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina.*
Keputusan Presiden Vladimir Putin disebut menjadi kunci akan terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina.* /Reuters/Sputnik/Alexei Nikolsky

PR TASIKMALAYA – Rusia dan Ukraina di ambang perang. Hal ini terjadi setelah negara Beruang Merah pimpinan Presiden Vladimir Putin, menempatkan pasukan besar-besaran di perbatasan kedua negara.

NATO, Britania Raya, dan Amerika Serikat bersiap untuk menghadapi kemungkinan perang antara Rusia dan Ukraina tersebut.

Mereka baru-baru ini sudah menempatkan pasukan, senjata, dan juga artileri medan untuk membantu Ukraina menghadapi Rusia.

Salah satu petinggi militer sekutu menyatakan bahwa saat ini semua ‘kartu’ ada di tangan Vladimir Putin. Keputusan perang Rusia vs Ukraini ada di tangannya.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Wanita atau Tengkorak? Penglihatanmu Ungkap Karakter Diri, Salah Satunya Realistis

Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memiliki pendapat bahwa ini hanya akal-akalan sekutu agar membuat pemerintahannya ‘panik’ dalam menghadapi Rusia.

Menilik kondisi di lapangan, pernyataan Volodymyr Zelensky ini bisa diragukan juga. Mengingat kondisi nyata yang terjadi.

Sejauh ini, Rusia sudah menggerakkan dan menempatkan sekitar 130.000 pasukan militernya di perbatasan Ukraina di samping tekanan terus berdatangan dari negara Barat terhadap kebijakan Kremlin.

Dibanding latihan, penempatan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina ini lebih kepada persiapan perang. Ditambah, adanya barang logistik kesehatan pendukung perang, contohnya; stok labu darah.

Baca Juga: Resmi Jadi Pemilik Persikota Tangerang, Prilly Latuconsina: Aku Berharap Menjadi Salah Satu Tim Terbaik

Dilihat PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Sky News pada Minggu, 30 Januari 2022, Vladimir Putin membantah semua tuduhan kepadanya mengenai rencana ‘penyerangan’ Rusia kepada Ukraina itu.

Dilihat dari fakta, Rusia di bawah Vladimir Putin sudah mencaplok wilayah Ukraina Timur (Krimea) di tahun 2014.

Serangan balik daripada sikap NATO dan negara Barat dari Vladimir Putin adalah dia meminta negara-negara tersebut menarik mundur pasukannya dari negara bekas Uni Soviet tersebut.

Vladimir Putin lebih lanjut meminta NATO untuk tidak terlalu jauh bergerak ke timur wilayah Ukraina. Dia juga meminta agar Ukraina tidak bergabung untuk menjadi negara Sekutu Barat.

Baca Juga: Seorang Bayi di Brazil Tidak Sengaja Tertinggal di Troli Supermarket oleh Orang Tuanya

Pergerakan diplomasi sudah dilakukan selama berminggu-minggu terakhir, namun, belum ada kejelasan lebih lanjut.

Pengamat militer dari Inggris yang tidak mau disitat namanya menyatakan bahwa gerak-gerik Rusia memang harus diwaspadai, ditambah dengan taktik maskirovka, pergerakan militer dan politis dari mereka.

“Negara Barat mungkin akan mencapai pada posisi dengan menganggap bahwa Vladimir Putin akan mencapai apa yang diinginkannya tanpa ‘invasi’,” katanya.

“Namun, perhitungan ini bisa berubah kalau Amerika Serikat melakukan gerak cepat mengantisipasi. Caranya, dengan membela Ukraina dan memberikan sanksi tegas kepada Rusia,” tutupnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah