Terdampak Lockdown, Australia Batasi Penjualan Alkohol Guna Tekan Angka Kejahatan

- 1 April 2020, 19:15 WIB
Ilustrasi Wanita Minum Alkohol
Ilustrasi Wanita Minum Alkohol /Pixabay/.*/Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Australia tengah mengatasi angka penjualan minuman beralkohol yang meningkat selama pandemi virus corona, menyusul karantina wilayah yang mulai diberlakukan disana.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Kantor Berita Antara, peningkatan angka penjualan minuman beralkohol ini, disebabkan para penimbun serakah yang takut akan adanya penutupan pabrik minuman keras sementara waktu selama masa karantina berlangsung.

Fenomena ini, membuat pemerintah setempat memberi peringatan kepada beberapa tempat pembelanjaan guna membatasi penjualan untuk setiap pembelinya.

Baca Juga: Sempat Buat Resah Warga, Hasil Swab PDP Meninggal Dunia di Tasikmalaya Negatif Covid-19

Imbauan ini telah dipatuhi beberapa pusat pembelanjaan, seperti raksasa supermarket Woolwoth Group Ltd, Coles Group Ltd, dan lainnya, yang sepakat dalam sepekan ini akan membatasi penjualan minuman beralkohol.

Diduga, pemicu penimbunan ini terjadi usai pemerintah menetapkan lankah-langkah jarak sosial serta karantina wilayah guna memutus rantai penyebaran virus corona.

Selain penimbunan minuman keras, diberlakukan kebijakan itu juga berdampak pada aksi pemborongan sejumlah peralatan rumah tangga serta makanan yang akan dibutuhkan selama masa karantina berlangsung.

Baca Juga: Bingung Ingin Resign dari Pekerjaan? Berikut 4 Cara Profesional yang Bisa Dilakukan

Meskipun pemberlakukan kebijakan di Australia diikuti dengan jaminan pemerintah dengan adanya pasokan makanan, namun fenomena panic buying tetap terjadi, mulai dari kertas toilet, beras, hingga beralih ke sektor ritel lainnya.

"Ketidakpastian mengenai dampak pasokan setelah penutupan pub, klub, dan restoran pekan lalu, menyebabkan beberapa orang membeli di luar kebiasaan," kata Julie Ryan, CEO kelompok industri Retail Drinks Australia yang merekomendasikan langkah tersebut.

Sementara itu, kebiasan mengonsumsi minuman beralkohol di Australia setiap harinya memang tinggi, namun setelah adanya karantina wilayah ini, jumlahnya semakin melambung, diketahui satu dari enam orang dewasa minum lebih banyak dari rekomendasi harian maksimum.

Baca Juga: Aturan Baru di Thailand, Buat Lelucon April Mop Soal Covid-19 Bisa Mendekam di Penjara

Hal itu menyebabkan beredarnya foto-foto di media sosial yang menunjukkan warga Australia berada di toko-toko minuman keras dengan troli-troli penuh minuman, yang memicu peringatan tentang meningkatnya risiko kekerasan dan penyakit terkait alkohol.

Hingga 27 Maret lalu, pengeluaran warga Australia di toko-toko minuman keras, naik hingga 86 persen dibandingkan periode yang tahun sebelumnya.

Menurut Commonwealth Bank of Australia, bahkan dengan memperhitungkan penutupan pub, bar, dan restoran, pengeluaran alkohol melonjak menjadi 34 persen.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, PDAM Tasikmalaya Tak Terjunkan Petugas Pembaca Meteran Air

Caterina Giorgo mengungkap, alasan terjadinya kenaikan konsumsi minuman beralkohol selain karena kebijakan karantinan wilayah di Australia, ia mengatakan tingkat kekhawatiran yang tinggi adalah pemicu utamanya.

"Orang-orang di bawah tekanan dan kekhawatiran tentang penyakit serta dampak keuangan dan isolasi sosial, itu salah satu alasanya," ujar Caterina Giorgi.

CEO kelompok kebijakan Foundation for Alcohol Research and Education ini juga menegaskan, jika pemerintah membiarkan hal ini terus berlangsung, maka tingkat kejahatan disana juga akan ikut meningkat.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x