Sementara itu, kebiasan mengonsumsi minuman beralkohol di Australia setiap harinya memang tinggi, namun setelah adanya karantina wilayah ini, jumlahnya semakin melambung, diketahui satu dari enam orang dewasa minum lebih banyak dari rekomendasi harian maksimum.
Baca Juga: Aturan Baru di Thailand, Buat Lelucon April Mop Soal Covid-19 Bisa Mendekam di Penjara
Hal itu menyebabkan beredarnya foto-foto di media sosial yang menunjukkan warga Australia berada di toko-toko minuman keras dengan troli-troli penuh minuman, yang memicu peringatan tentang meningkatnya risiko kekerasan dan penyakit terkait alkohol.
Hingga 27 Maret lalu, pengeluaran warga Australia di toko-toko minuman keras, naik hingga 86 persen dibandingkan periode yang tahun sebelumnya.
Menurut Commonwealth Bank of Australia, bahkan dengan memperhitungkan penutupan pub, bar, dan restoran, pengeluaran alkohol melonjak menjadi 34 persen.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, PDAM Tasikmalaya Tak Terjunkan Petugas Pembaca Meteran Air
Caterina Giorgo mengungkap, alasan terjadinya kenaikan konsumsi minuman beralkohol selain karena kebijakan karantinan wilayah di Australia, ia mengatakan tingkat kekhawatiran yang tinggi adalah pemicu utamanya.
"Orang-orang di bawah tekanan dan kekhawatiran tentang penyakit serta dampak keuangan dan isolasi sosial, itu salah satu alasanya," ujar Caterina Giorgi.
CEO kelompok kebijakan Foundation for Alcohol Research and Education ini juga menegaskan, jika pemerintah membiarkan hal ini terus berlangsung, maka tingkat kejahatan disana juga akan ikut meningkat.***