PIKIRAN RAKYAT - Petani di Kampung Lewi Munding, Kelurahan Cikalang, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya hanya bisa gigit jari akibat gagal panen.
Tanaman padi yang seharusnya dipanen beberapa hari kedepan, terpaksa dipanen lebih awal dikarenakan padinya sudah tak berisi akibat serangan hama burung.
"Sekarang mah tinggal jeraminya aja untuk pakan sapi, karena padinya sudah habis ku manuk (burung, red.) pak," ujar Uca (63), salah seorang petani pemilik lahan yang padinya habis diserang hama burung, Kamis12 Maret 2020.
Menurutnya, hama burung saat ini menjadikan momok yang paling ditakutkan para petani, khususnya petani padi. Semakin berkurangnya lahan pertanian padi, disinyalir menjadi penyebab serangan burung terhadap tanaman padi semakin susah dihindari.
"Kalau dulu kan lahan pertaniannya luas, jadi burungnya menyebar sehingga gerombolan burung terkonsentrasi disuatu tempat," ujar Uca.
Lanjutnya, berbagai upaya sudah dilakukan guna mengusir kawanan burung tersebut. Namun katanya, kawanan burung seolah tak pernah takut dan tetap menyerang tanaman padi.
"Kalau dulu dipasang bebegig (orang-orangan, red.) sawah burung tidak berani, sekarang mah bebegig-bebegig (orang-orangan sawah, red.) manuk-manuk (burung, red.)," katanya.
Atas kondisi tersebut, dirinya mengalami kerugian cukup besar karena padi yang seharusnya dipanen, habis diserang hama burung.
"Ya lumayan besar pak, gara gara hama burung, bukannya untung malah buntung," katanya.
Hal yang sama dikatakan Maman (54), petani yang juga mengalami gagal panen akibat padinya habis diserang kawanan burung. Menurut Maman, saat ini kawanan burung menjadi hama yang paling ditakuti para petani.
"Kalau hama yang lain mah masih bisa diupayakan pakai obat, kalau burung mau pake obat apa," katanya.
Pihaknya berharap, pemerintah melalui Dinas Pertanian Kota Tasikmalaya bisa melakukan solusi atau upaya pencegahan agar tanaman padi bisa terhindar dari serangan burung.