Penelitian yang melibatkan vaksin AstraZeneca dan Pfizer juga menemukan peningkatan risiko yang signifikan untuk infeksi Omicron dibandingkan Delta kepada orang yang dua minggu atau lebih melewati masa suntik kedua vaksinasi.
Menurut Pemimpin Penelitian tersebut Professor Neil Ferguson, Studi ini memberikan bukti lebih lanjut tentang sejauh mana Omicron dapat melemahkan kekebalan yang diberikan vaksin.
“Tingkat pelemahan kekebalan ini berarti menandakan bahwa Omicron menimbulkan ancaman besar dan segera bagai masyarakat,” kata Profesor Neil.
Di lain pihak, mantan ketua gugus tugas vaksin Inggir Dr Clive Dix mengatakan penting untuk tidak menginterpretasikan data secara berlebihan.
Menurut Dix, kesimpulan tidak bisa dibuat berdasarkan asumsi dimana data yang dimiliki belum mencukupi.
“Ada sejumlah besar ketidakpastian dalam perkiraan model ini dan kami hanya dapat yakin tentang dampak booster terhadap Omicron ketika kami memiliki satu bulan lagi data dunia tentang jumlah dan kematian ICU dan rawat inap,” katanya.
Baca Juga: Prediksi Juventus vs Cagliari di Serie A 22 Desember 2021 dengan Line Up dan Skor Akhir
Azra Ghana Profesor ICL menambahkan penyebaran varian Omicron yang sangat cepat ini kemungkinan besar dapat menggantikan varian Delta yang beredar secara global dalam beberapa minggu mendatang.
“Satu ketidakpastian yang tersisa adalah seberapa parah penyakit yang disebabkan oleh varian Omicron dibandingkan dengan penyakit yang disebabkan oleh varian sebelumnya,” katanya.***