Hal itu sontak meningkatkan kekhawatiran di antara beberapa ahli, tentang kemungkian jenis flu yang saat ini beredar mungkin lebih menular.
Pada akhir Oktober, China telah melaporkan 21 infeksi manusia dengan subtipe H5N6 flu burung ke WHO.
Angka itu meningkat dari yang sebelumya hanya lima, pada tahun 2020.
Meskipun jumlahnya jauh lebih rendah daripada ratusan orang yang terinfeksi H7N9 pada tahun 2017, infeksi H5N6 lebih parah.
Baca Juga: Jadwal Tayang Eternals di Disney Plus, Catat Tanggal Rilis Filmnya
Bagaimana tidak, infeksi H5N6 menyebabkan sakit kritis, hingga dilaporkan setidaknya ada enam orang meninggal tahun ini.
"Peningkatan kasus manusia di China tahun ini mengkhawatirkan," Thijs Kuiken selaku profesor patologi komparatif di Erasmus University Medical Center di Rotterdam.
"Ini adalah virus yang menyebabkan kematian tinggi," sambungnya.***