Tentara Myanmar Dikabarkan Menembak dan Membakar Belasan Warga Desa, Kerabat Korban: Tidak Manusiawi

- 9 Desember 2021, 11:06 WIB
Laporan terbaru menyebutkan bahwa tentara Myanmar telah menembak dan membakar hidup belasan warga di sebuah desa.
Laporan terbaru menyebutkan bahwa tentara Myanmar telah menembak dan membakar hidup belasan warga di sebuah desa. /Reuters

PR TASIKMALAYA – Sebuah laporan terbaru menyebutkan bahwa tentara Myanmar mengumpulkan 11 orang di sebuah desa sebelum menembak dan membakar tubuh mereka.

Jenazah hangus ditemukan di sebuah desa di Sagaing, Myanmar, daerah yang menjadi tempat pertempuran sengit antara pasukan tentara dan milisi yang dibentuk oleh penentang kekuasaan militer.

Menurut penduduk setempat, beberapa korban masih hidup ketika dibakar oleh tentara Myanmar di desa itu.

Rekaman video yang dimaksudkan untuk menunjukkan mayat-mayat yang terbakar itu beredar di media sosial dan warga Myanmar.

Baca Juga: Pangeran William Terus Lakukan Tugas Kerajaan di Tengah Kontroversi Komentar Pangeran Harry Soal Ini

Gambar-gambarnya juga dipublikasikan oleh beberapa media lokal Myanmar.

Namun, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, media itu tidak dapat secara independen memverifikasi keaslian rekaman atau klaim tentang bagaimana 11 orang tewas.

Selain itu, juru bicara junta militer juga tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar.

Seorang relawan pekerja bantuan di daerah itu mengatakan melalui telepon bahwa pasukan telah memasuki desa Don Taw pada pagi hari, dan para korban tewas sekitar pukul 11.

Baca Juga: Sebut Adik Prabowo Miliki Kepentingan di Ibu Kota Baru Hingga Singgung Penggantian Dana, Isran Noor: Lahan...

"Pasukan itu secara brutal membunuh siapa saja yang bisa mereka temukan," kata sukarelawan itu.

Ia menambahkan bahwa tidak jelas apakah para korban adalah anggota milisi atau warga sipil biasa.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih secara demokratis Aung San Suu Kyi pada Februari lalu.

Protes meluas dan pembentukan milisi, yang dikenal sebagai Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), untuk menghadapi tentara yang diperlengkapi dengan baik.

Baca Juga: Atalia Praratya Sempat Temui Para Santriwati Korban Pemerkosaan: Hati Rasanya Teriris-iris

Kyaw Wunna, seorang anggota PDF di wilayah tersebut, mengungkapkan bahwa pasukan telah tiba dengan menembakkan senjata, dan mereka yang ditahan dibawa ke sebuah lapangan dekat desa sebelum dibunuh.

Pekerja sukarelawan bantuan lainnya mengatakan bahwa sekitar 3.000 orang telah melarikan diri dari lima desa di daerah itu dan bersembunyi, takut akan lebih banyak penangkapan dan pembunuhan.

Seorang kerabat dari salah satu korban mengatakan bahwa orang yang tewas, Htet Ko, adalah seorang mahasiswa berusia 22 tahun dan bukan anggota milisi dan tidak bersenjata.

"Ini tidak manusiawi. Saya merasakan sakit yang dalam di hati saya," kata kerabatnya.

Baca Juga: Denny Darko Ramal Kondisi Indonesia saat PPKM Level 3 Dibatalkan dan Prediksi Masuknya Covid-19 Omicron

Dr Sasa, juru bicara pemerintah sipil bayangan Myanmar yang dibentuk setelah kudeta, menuduh bahwa para korban telah diikat, disiksa, dan akhirnya dibakar hidup-hidup.

Dalam sebuah posting di media sosial, dia mencantumkan apa yang dia katakan sebagai nama 11 orang, semuanya laki-laki dan termasuk anak laki-laki berusia 14 tahun.

"Serangan-serangan mengerikan ini menunjukkan bahwa militer tidak menghargai kesucian hidup manusia," katanya.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebuah kelompok pemantau yang dikutip oleh PBB, mengatakan lebih dari 10.700 warga sipil telah ditahan dan 1.300 dibunuh oleh pasukan keamanan sejak militer merebut kekuasaan.

Baca Juga: Cara Membuat Pisces Terobesesi Kepada Kamu Menurut Astrologi

Militer mengatakan bahwa laporan AAPP berat sebelah dan menggunakan data yang berlebihan, serta ratusan tentara juga tewas.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah