PR TASIKMALAYA – Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengutarakan bahwa kemiskinan di perkotaan akan meningkat tiga kali lipat di Myanmar.
Menurut PBB, kemiskinan di Myanmar itu akan mendorong hampir setengah populasi di bawah garis kemiskinan tahun depan.
Sebab dari kemiskinan di Myanmar tersebut, lanjut PBB, adalah dampak ganda dari pandemi dan kudeta militer yang mengancam kemajuan yang dibuat di masa lalu.
Tentara Myanmar merebut kekuasaan dari pemerintah sipil terpilih pemenang Nobel perdamaian Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
Baca Juga: Citra Kirana Pamer Foto Kecupan dari Suami, Istri Rezky Adhitya: Semoga Ujian yang Allah Kasih...
Hal itu melepaskan gejolak politik dan ekonomi ketika mereka berusaha untuk menghancurkan oposisi dan merugikan upaya negara untuk memerangi virus corona.
Berdasarkan survei terhadap 1.200 rumah tangga, Program Pembangunan PBB (UNDP) mengatakan Myanmar akan kembali ke tingkat kemiskinan yang tidak terlihat sejak 2005, sebelum reformasi demokrasi dimulai.
"Perosotan ke dalam kemiskinan skala ini bisa berarti hilangnya kelas menengah, pertanda buruk bagi pemulihan cepat dari krisis," ujar Kanni Wignaraja, direktur biro UNDP untuk Asia dan Pasifik, dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters.
Baca Juga: Salah Satunya Ada Lemon, 4 Buah Ini Disebut-sebut Baik untuk Kesehatan Kulit