Usai Palsukan Sertifikat Vaksin Covid-19, Pria Jerman Ini Bunuh Diri dan Keluarganya

- 8 Desember 2021, 13:09 WIB
Ilustrasi bunuh diri. Pria Jerman ini membunuh dirinya dan keluarganya sendiri setelah ketahuan memalsukan sertifikat vaksin Covid-19.
Ilustrasi bunuh diri. Pria Jerman ini membunuh dirinya dan keluarganya sendiri setelah ketahuan memalsukan sertifikat vaksin Covid-19. /Pixabay

PR TASIKMALAYA – Seorang pria di Jerman membunuh dirinya sendiri, istri dan ketiga anaknya usai dirinya memalsukan sertifikat vaksin Covid-19.

Usut punya usut, pria Jerman tersebut takut anak-anaknya akan dibawa pergi ketika ditemukan bahwa dirinya telah memalsukan vaksin Covid-19.

Polisi Jerman menemukan dua orang dewasa, keduanya 40, dan tiga anak berusia empat, delapan dan sepuluh tewas akibat luka tembak di kepala.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Daily Mail, kejadian itu terjadi di sebuah rumah keluarga di Koenigs Wusterhausen selatan Berlin, Jerman.

Baca Juga: Persiapkan Liburan Bersama Keluarga Besar, Atta Halilintar: Hampir 50 Orang Totalnya

Dalam catatan perpisahan sepanjang halaman yang ditemukan oleh polisi, pria bernama Devid R itu mengatakan bahwa dia memalsukan sertifikat vaksinasi Covid-19 untuk istrinya Linda.

Majikannya mengetahuinya, mendorong pasangan itu takut mereka akan ditangkap dan kehilangan anak-anak mereka Leni, Janni dan Rubi, menurut jaksa Gernot Bantleon.

Polisi dipanggil ke rumah setelah diberitahu oleh saksi yang telah melihat mayat tak bernyawa di rumah.

Foto-foto keluarga di samping lilin dan boneka teddy ditinggalkan di luar properti sebagai penghormatan.

Baca Juga: Stress Karena Habis Uang di Bali, Warga Negara Asing Nekad Sendirian Merusak Toko Swalayan

Di Jerman, menyerahkan sertifikat vaksin Covid-19 palsu menjadi tindak pidana dua minggu lalu dan dapat dihukum dengan denda atau hukuman penjara satu tahun.

Penyelidik menduga bahwa pria itu membunuh istri dan anak-anaknya dan kemudian dirinya sendiri.

Mereka menemukan pistol di rumah, tetapi tidak segera jelas apakah itu senjata yang digunakan untuk menembak.

Mereka tidak menemukan indikasi bahwa ada orang lain yang hadir pada saat itu atau ada orang yang memaksa masuk ke dalam rumah.

Baca Juga: Beberapa Negara Pertimbangkan Mandat Vaksin, Pejabat WHO Eropa: Hanya Pilihan Terakhir

Polisi mengatakan otopsi pada lima mayat sedang berlangsung dan akan menentukan berapa lama keluarga itu telah meninggal.

Kasus itu muncul ketika Jerman telah memperketat pembatasan untuk mencoba membendung gelombang keempat pandemi virus Corona.

Pemerintah Jerman ingin mewajibkan vaksinasi Covid-19 mulai 16 Maret untuk orang yang bekerja di rumah sakit, panti jompo, dan praktik medis lainnya.

Rancangan undang-undang mengatakan staf yang bekerja di area ini harus membuktikan bahwa mereka divaksinasi atau pulih dari Covid-19.

Baca Juga: China Mengutuk Keras Boikot Diplomatik AS terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing

Pilihan lain adalah menunjukkan sertifikat medis untuk menunjukkan bahwa mereka tidak dapat divaksinasi pada 15 Maret.

Sementara itu, sejak bulan lalu, karyawan diwajibkan untuk menunjukkan bahwa mereka telah divaksinasi, sembuh atau negatif Covid-19.

Pihak berwenang Jerman sepakat pekan lalu untuk melarang yang tidak divaksinasi dari akses ke semua, kecuali bisnis yang paling penting seperti toko kelontong, apotek dan toko roti.

Sementara itu, klub malam dan tempat pertunjukan musik di daerah yang tingkat insidennya lebih tinggi dari 350 akan terpaksa ditutup.

Baca Juga: Tiongkok Selundupkan Rudal Kuda Troya di Kapal Kontainer, Diduga untuk Serangan Dadakan ke Negara Musuh

Stadion sepak bola luar ruangan akan dibatasi maksimal 15.000 penonton sementara tempat dalam ruangan akan dibatasi 5.000 penonton.

Siswa sekolah harus memakai masker sedangkan pertemuan pribadi untuk orang yang tidak divaksinasi akan dibatasi untuk satu rumah tangga.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah