Tiongkok Tanggapi Keputusan AS yang Boikot Diplomatik Olimpiade Musim Dingin: akan Membayar Mahal

- 8 Desember 2021, 09:32 WIB
Tanggapi keputusan AS untuk boikot diplomatik Olimpiade Musim Dingin, Tiongkok sebut AS akan bayar mahal.
Tanggapi keputusan AS untuk boikot diplomatik Olimpiade Musim Dingin, Tiongkok sebut AS akan bayar mahal. /REUTERS/Thomas Peter/

PR TASIKMALAYA – Tiongkok menanggapi pengumuman Amerika Serikat (AS) untuk memberlakukan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 karena protes terhadap hak asasi manusia.

Menurut Tiongkok, AS harus membayar harga mahal untuk boikot diplomatiknya terhadap Olimpiade Musim Dingin di Beijing itu.

Boikot diplomatik yang diterapkan AS terhadap Olimpiade Musim Dingin itu hanya beberapa minggu setelah pembicaraan dengan Tiongkok untuk meredakan ketegangan antar dua negara.

Pada Senin, 6 Desember 2021, Gedung Putih mengatakan pejabat pemerintah AS akan memboikot Olimpiade Musim Dingin karena kekejaman hak asasi manusia di Tiongkok,

Baca Juga: Cucunya Bertambah Satu, Rieta Amilia Akui Hampir Setiap Hari Datang ke Andara: Tapi dengan...

Meskipun demikian, mereka menegaskan bahwa atlet AS bebas bepergian ke sana untuk bertanding.

Boikot AS itu terjadi meskipun ada upaya untuk menstabilkan hubungan, dengan pertemuan video bulan lalu antara Presiden AS Joe Biden dan pemimpin Tiongkok Xi Jinping.

Tiongkok menentang boikot itu dan menyebut akan mengambil tindakan balasan yang tegas, menurut juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian dalam jumpa pers reguler di Beijing.

"Amerika Serikat akan membayar mahal untuk tindakan kelirunya. Mari kita semua tunggu dan lihat saja," katanya, tanpa memberikan rincian, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters.

Baca Juga: Simak Lokasi SIM Keliling Tasikmalaya Hari Ini Rabu 8 Desember 2021, Lengkap dengan Persyaratannya

AS akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2028 di Los Angeles dan sedang mempersiapkan tawaran untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2030 di Salt Lake City.

Ditanya apakah Tiongkok akan mempertimbangkan boikot diplomatik Olimpiade di Amerika Serikat, Zhao mengatakan boikot AS telah merusak fondasi dan suasana olahraga.

Dia meminta AS untuk menjauhkan politik dari olahraga, mengatakan boikot itu bertentangan dengan prinsip-prinsip Olimpiade.

Media dan cendekiawan Tiongkok juga mengkritik boikot AS.

Baca Juga: Prediksi Real Sociedad vs PSV di Liga Eropa Jumat, 10 Desember 2021: H2H, Line Up, dan Skor Akhir

"Bodoh dan konyol Amerika Serikat melakukan ini," ujar Wang Wen, seorang profesor di Universitas Renmin di Beijing.

Ia menambahkan bahwa Tiongkok dapat melakukan hal yang sama ke Washington ketika giliran AS menjadi tuan rumah olimpiade berikutnya.

"Bagi para politisi AS yang tidak diundang untuk mengatakan bahwa mereka sedang melakukan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing, itu hanya menyampaikan cinta yang tak terbalas," kata kantor berita Xinhua dalam sebuah komentar.

Pemerintahan Biden menyoroti sebagai alasan untuk memboikot apa yang disebut Washington sebagai genosida terhadap minoritas Muslim di wilayah Xinjiang di barat jauh Tiongkok.

Baca Juga: 20 Kode Redeem PUBG Mobile, 8 Desember 2021: Menangkan Hadiah Stealth Brigade Set dari Tencent Games

"Perwakilan diplomatik atau resmi AS akan memperlakukan permainan ini sebagai bisnis seperti biasa dalam menghadapi pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan dan kekejaman RRT di Xinjiang, dan kami tidak bisa melakukan itu," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki.

"Para atlet di Tim USA mendapat dukungan penuh kami. Kami akan berada di belakang mereka 100 persen saat kami mendukung mereka dari rumah," tambah Psaki.

George W Bush adalah presiden AS terakhir yang menghadiri upacara pembukaan Olimpiade, sebagai tuan rumah di Salt Lake City pada 2004.

Wakil Presiden Mike Pence menghadiri Olimpiade Musim Dingin 2018 di resor Korea Selatan Pyeongchang.

Baca Juga: Lirik Lagu I Believe - An Daeun OST Drakor 'The King's Affection'

Tidak jelas apakah negara-negara lain akan bergabung dengan Amerika Serikat, meskipun Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan sekutu dikonsultasikan dengan pendekatan bersama.

Kementerian luar negeri Kanada mengatakan masih sangat terganggu oleh laporan pelanggaran hak asasi manusia di Tiongkok dan terus membahas masalah tersebut dengan mitra dan sekutu.

Pemerintah Australia dan Jepang mengatakan mereka juga masih mempertimbangkan posisi mereka.

Wakil perdana menteri Selandia Baru, Grant Robertson, mengatakan negara itu tidak akan mengirim pejabat pemerintah tetapi keputusan itu sebagian besar didasarkan pada kekhawatiran Covid-19.

Baca Juga: 3 Zodiak yang Selalu Mengharapkan Kemudahan di dalam Hidupnya Menurut Astrologi!

Pekan lalu, Stefano Sannino, kepala layanan diplomatik Uni Eropa, mengatakan boikot adalah masalah bagi masing-masing negara anggota, bukan kebijakan luar negeri Uni Eropa yang umum.

Presiden Rusia Vladimir Putin adalah satu-satunya pemimpin negara besar yang telah menerima undangan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah