Baca Juga: Profil RRQ Lemon, Raup Miliaran dari Mobile Legends, Diundang ke Podcast Deddy Corbuzier
Massa dilaporkan melakukan aksi pembakaran ke objek vital negara di pafsifik tersebut.
Langkah ini sempat dihalau oleh petugas kepolisian yang menembakan peluru karet.
Akibat insiden ini, Sogavare mengambil langkah untuk melakukan penguncian nasional selama 36 jam kedepan.
Ini untuk meminimalisir potensi mobilisasi massa lanjutan yang mengancam keamanan.
Baca Juga: Pria yang Selundupkan Film Squid Game di Korea Utara Dieksekusi Mati, Sementara Lainnya Diintrograsi
Kerusuhan ini sendiri terjadi dari konflik China dan Taiwan.
Pada 2019 lalu, Pemerintah Salomon secara resmi menghentikan pengakuannya terhadap Taipei dan mulai pindah ke Beijing.
Langkah ini ditentang keras oleh warga di wilayah Malaita, yang merupakan wilayah asal pengunjuk rasa.
Pemimpin daerah Malaita, Daniel Suidani, sebelumnya berjanji akan membuat wilayahnya tidak terlibat dengan Beijing dan akan menutup akses bagi etnis Tionghoa di sekitar Malaita.***