Massa Aksi di Solomon Ricuh Tuntut Pengunduran Diri Perdana Menteri Mannaseh Sogavare

- 26 November 2021, 19:25 WIB
Kepulan asap terlihat berasal dari toko yang terbakar di Honiara, Kepulauan Solomon, 24 November 2021.
Kepulan asap terlihat berasal dari toko yang terbakar di Honiara, Kepulauan Solomon, 24 November 2021. /Georgina Kekea via Reuters

Baca Juga: Profil RRQ Lemon, Raup Miliaran dari Mobile Legends, Diundang ke Podcast Deddy Corbuzier

Massa dilaporkan melakukan aksi pembakaran ke objek vital negara di pafsifik tersebut.

Langkah ini sempat dihalau oleh petugas kepolisian yang menembakan peluru karet.

Akibat insiden ini, Sogavare mengambil langkah untuk melakukan penguncian nasional selama 36 jam kedepan.

Ini untuk meminimalisir potensi mobilisasi massa lanjutan yang mengancam keamanan.

Baca Juga: Pria yang Selundupkan Film Squid Game di Korea Utara Dieksekusi Mati, Sementara Lainnya Diintrograsi

Kerusuhan ini sendiri terjadi dari konflik China dan Taiwan.

Pada 2019 lalu, Pemerintah Salomon secara resmi menghentikan pengakuannya terhadap Taipei dan mulai pindah ke Beijing.

Langkah ini ditentang keras oleh warga di wilayah Malaita, yang merupakan wilayah asal pengunjuk rasa.

Pemimpin daerah Malaita, Daniel Suidani, sebelumnya berjanji akan membuat wilayahnya tidak terlibat dengan Beijing dan akan menutup akses bagi etnis Tionghoa di sekitar Malaita.***

Halaman:

Editor: Al Makruf Yoga Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah