PR TASIKMALAYA – Wartawan serta jurnalis Afghanistan dan aktivis hak asasi telah mengecam pedoman yang dikeluarkan oleh Taliban yang membatasi peran perempuan di televisi.
Aktivis dan jurnalis Afghanistan itu menanggapi keputusan Taliban yang meminta lembaga penyiaran untuk berhenti menayangkan drama dan sinetron yang menampilkan wanita.
Taliban juga mengatakan kepada stasiun tv untuk tidak memutar film atau program yang melawan nilai-nilai Islam atau Afghanistan.
Karenanya, Taliban meminta jurnalis televisi perempuan di Afghanistan untuk mengenakan jilbab saat bekerja.
Baca Juga: 5 Ide Campuran Infused Water yang Berkhasiat untuk Kesehatan, Ada Jahe dan Jeruk Nipis
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Guardian, Zan TV, saluran Afghanistan pertama yang dikelola secara eksklusif oleh produser dan reporter wanita, mengatakan bahwa pedoman tersebut mengancam kebebasan media dan akan mengurangi kehadiran jurnalis wanita.
Hujatullah Mujadidi, anggota pendiri Federasi Jurnalis Afghanistan, mengatakan jika pedoman itu diterapkan akan memaksa beberapa media, terutama televisi, berhenti bekerja.
Banyak acara yang diluncurkan untuk mengisi jadwal TV, terutama sinetron yang diproduksi di India dan Turki yang tidak sesuai dengan pedoman.
Baca Juga: Link Nonton American Music Awards 2021, Siaran Ulang Malam Ini 24 November 2021