Pernyataan Hyten diungkapkan setelah pertemuan virtual antara Presiden Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Tidak jelas apakah keduanya membahas tes hipersonik, meskipun Joe Biden menyatakan keprihatinan tentang hal itu ketika laporan awal muncul bulan lalu.
Tiongkok telah berjanji sejak 1964 bahwa mereka tidak akan menjadi pihak pertama dalam konflik yang menggunakan senjata nuklir.
Baca Juga: Lirik Lagu Cara Mencintaimu - Anggi Marito, Sedang Trending di YouTube Musik
Media South China Morning Post melaporkan pada bulan Oktober bahwa Beijing telah mengulangi kebijakan tidak ada penggunaan pertama, meskipun beberapa pejabat mendesak untuk mempertimbangkannya kembali.
Sedangkan AS telah berulang kali menolak untuk mengadopsi kebijakan tidak akan menjadi pihak pertama, tetapi berjanji untuk tidak menggunakan nuklir terhadap negara-negara yang tidak memilikinya.
Bulan lalu, Hyten memperingatkan bahwa Tiongkok dapat segera melampaui kemampuan militer Amerika jika negara itu tidak melakukan sesuatu untuk mengubahnya.
“Yang perlu Anda khawatirkan adalah bahwa dalam lima tahun terakhir, atau mungkin lebih lama, Amerika Serikat telah melakukan sembilan uji coba rudal hipersonik, dan pada saat yang sama Tiongkok telah melakukan ratusan,” katanya.
“Kecepatan mereka bergerak dan lintasan yang mereka tempuh akan melampaui Rusia dan Amerika Serikat jika kita tidak melakukan sesuatu untuk mengubahnya,” tambah Hyten.