Facebook dan Instagram Ketahuan ‘Curi Data’ Akun Pengguna di Bawah 18 Tahun, Meta Beberkan Alasan di Baliknya

- 17 November 2021, 06:25 WIB
Hasil penelitian terbaru membuktikan bahwa Facebook dan Instagram melakukan ‘pencurian data’ terhadap akun pengguna di bawah 18 tahun.
Hasil penelitian terbaru membuktikan bahwa Facebook dan Instagram melakukan ‘pencurian data’ terhadap akun pengguna di bawah 18 tahun. /REUTERS/DADO RUVIC

PR TASIKMALAYA – Penelitian yang dilakukan tiga perusahaan yang bergerak di bidang IT, baru-baru ini berhasil membeberkan fakta mengejutkan seputar Facebook dan Instagram yang terang-terangan melakukan ‘pencurian data’.

Facebook dan Instagram terbukti lakukan aksi ‘pencurian data’ terhadap sejumlah akun yang penggunanya berusia di bawah 18 tahun.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman The Guardian, aksi ‘pencurian data’ ini dilaporkan sudah dilegalkan praktiknya oleh Meta, induk perusahaan Facebook dan Instagram, sejak bulan Juli kemarin.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Artis Desy Ratnasari Meninggal Dunia?

Di mana Meta akan mengijinkan pelaku industri periklanan untuk menargetkan akun-akun anak muda berdasarkan tiga kategori.

Yaitu usia, gender, dan lokasi.

Dan tidak boleh melanggar batasan privasi seperti mengumpulkan data seputar ketertarikan perseorangan.

Baca Juga: Kabar Bahagia Bagi EXO-L! Chen EXO Akan Dikaruniai Anak Kedua

Penelitian yang digagas Global Action Plan, Reset Australia, dan Fairplay ini melibatkan tiga akun Facebook palsu.

Satu akun dibuat untuk pengguna berusia 13 tahun sementara dua lainnya berusia 16 tahun.

Akan tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa ketentuan ‘pencurian data’ ini dilanggar sendiri oleh pihak Instagram dan Facebook.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Salah Satu Dompet untuk Mengetahui Apa yang Menghambatmu Menjadi Kaya

Di mana mereka ketahuan menggunakan perangkat lunak konversi API.

Penggunaan perangkat lunak ini menyebabkan pihak Instagram dan Facebook bisa mengumpulkan riwayat browsing dari sejumlah akun.

Termasuk laman berita lokal dan toko pakaian daring manakah yang paling sering dikunjungi.

Baca Juga: Jelang Trailer ke-2 Spider-Man: No Way Home, Andrew Garfield Tegaskan Hal Ini

Hasil penelitian ini dibantah oleh secara tegas oleh Meta.

Meta membantah pencurian data riwayat browsing sengaja dilakukan supaya para pelaku industri periklanan bisa menargetkan pengguna yang berusia di bawah 18 tahun.

Meski sudah membantah hasil penelitian yang dilakukan terhadap kinerja Facebook dan Instagram ini, presiden Meta yaitu Mark Zuckerberg tetap dituntut melalui surat terbuka.

Baca Juga: Mnet Rencanakan untuk Bawa MAMA ke Amerika Serikat, Simak Informasinya

Sebanyak 44 grup advokasi melalui surat terbuka itu menuntut Mark Zuckerberg untuk segera menghancurkan seluruh data pengguna yang sudah dikumpulkannya selama ini.

Terutama pengumpulan data yang kabarnya bertujuan untuk mengawasi iklan yang bisa dilihat pengguna berusia di bawah 18 tahun.

Sejumlah grup advokasi tersebut mengajukan tuntutan lantaran tidak yakin Facebook dan Instagram mengumpulkan data dengan tujuan untuk memberikan iklan yang lebih ‘sehat’.

Baca Juga: Park Seo Joon Ungkapkan Perjalanan Karier hingga Contoh untuk Penggemarnya

Melainkan semata-mata hanya untuk menargetkan anak-anak.

Mana yang mudah termakan iklan dan mana yang tidak.

Salah satu grup advokasi paling berpengaruh yang ikutan menandatangani surat terbuka untuk Mark Zuckerberg tersebut yaitu 5Rights.

Baca Juga: Usai Vanessa Angel Meninggal Dunia, Nama Dirinya Kembali Diperbincangkan! Faye Nicole: Urusan Aku dan Almarhum

Organisasi 5Rights rajin mengkampanyekan kontrol internet untuk anak-anak di Inggris Raya serta mendirikan Pusat Demokrasi Digital di Amerika Serikat.                                  

Juru bicara Meta, Joe Osborne menanggapi tuntutan yang dilayangkan dengan bersikeras membantah bahwa pengumpulan data bertujuan untuk memperlancar industri periklanan.

Justru Meta sengaja mengumpulkan data pengguna Facebook dan Instagram yang masih berusia di bawah 18 tahun supaya bisa melindungi mereka dari iklan-iklan jahat.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah