PR TASIKMALAYA – Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa mereka sangat prihatin tentang laporan terbaru soal kekerasan di Myanmar.
Laporan yang dikutip AS itu menyebut bahwa pasukan keamanan Myanmar melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
Pasukan keamanan Myanmar disebut menghancurkan lebih dari 100 rumah serta gereja-gereja Kristen di negara bagian Chin barat.
Baca Juga: Indonesia Izinkan Vaksin Sinovac Covid 19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun
"Serangan-serangan ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban militer Burma,” tutur juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.
“Juga mendesak internasional mengambil tindakan untuk mencegah pelanggaran berat dan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk dengan mencegah penyerahan senjata ke militer," ia menambahkan, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Channel News Asia.
Sebelumnya pada Jumat, 29 Oktober 2021, media lokal dan saksi mata melaporkan bahwa pasukan pemerintah telah menembaki kota Thantlang setelah konfrontasi dengan pasukan pertahanan diri setempat.
Baca Juga: Skak Mat Artis Hobi Pamer Tas Ratusan Juta, Aura Kasih: Mendingan Muka Loe Dirombak
Api kemudian melalap kota itu, menghancurkan puluhan rumah dan bangunan, termasuk kantor Save the Children, badan amal yang berbasis di London.