Pemimpin masyarakat sipil dan pengusaha berusia 64 tahun itu telah dipenjara tanpa hukuman selama empat tahun.
Para pendukung memandang Kavala sebagai simbol yang tidak bersalah, dari tumbuhnya intoleransi terhadap perbedaan politik yang dikembangkan Erdogan setelah selamat dari kudeta militer yang gagal pada 2016.
Baca Juga: 2 Alasan Utama Pangeran Harry Mundur dari Kerajaan Inggris, Salah Satunya Rasa Malu!
Namun, Erdogan menuduh Kavala mendanai gelombang protes anti-pemerintah tahun 2013 dan kemudian memainkan peran dalam upaya kudeta.
Erdogan berbicara tentang tugasnya sebagai kepala negara.
Ia memberikan tanggapan yang diperlukan terhadap pelanggaran asing hak kedaulatan Turki.
“Pengadilan Turki tidak menerima perintah dari siapapun dan tidak di bawah komando siapapun,” kata Erdogan.
Ia mengatakan bahwa niat dari Turki bukan untuk menciptakan sebuah krisis.
“Tetapi untuk melindungi hak, hukum, kehormatan kepentingan dan hak kedaulatan kami,” tambah Erdogan.***