PBB Sebut Afghanistan Terancam Hadapi Krisis Pangan Berkepanjangan!

- 25 Oktober 2021, 21:40 WIB
Ilustrasi - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa Afghanistan menghadapi krisis pangan yang berkepanjangan.
Ilustrasi - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa Afghanistan menghadapi krisis pangan yang berkepanjangan. /orge Silva/Reuters

Taliban yang mengambilalih pemerintahan telah diblokir untuk mengakses aset-set yang berada di luar negeri ketika negara-negara lainnya sedang bergulat dengan kelompok tersebut.

"Apa yang kami prediksi akan menjadi kenyataan jauh lebih cepat dari yang kami perkirakan. Kabul jatuh lebih cepat dari yang diantisipasi siapa pun dan ekonomi jatuh lebih cepat dari itu," kata Beasley.

Baca Juga: Beberkan Dampak Psikologis El Barack yang Kehilangan Sosok Ayah Sejak Lahir, Psikolog: Ada Rasa ...

Dia mengatakan dolar yang dialokasikan untuk bantuan pembangunan harus digunakan kembali untuk bantuan kemanusiaan, yang telah dilakukan beberapa negara, atau dana yang dibekukan disalurkan melalui badan tersebut.

"Anda harus mencairkan dana ini sehingga orang dapat bertahan hidup, Badan pangan PBB membutuhkan hingga $ 220 juta per bulan untuk memberi makan sebagian dari hampir 23 juta orang yang rentan saat musim dingin mendekat," ungkapnya.

Banyak warga Afghanistan menjual harta benda untuk membeli makanan dengan Taliban yang tidak mampu membayar upah kepada pegawai negeri sipil, dan masyarakat perkotaan menghadapi krisis pangan pada tingkat yang mirip dengan daerah pedesaan untuk pertama kalinya.

Baca Juga: Perwakilan Brand Ungkap Alasan Hapus Kim Seon Ho Sebelum Ada Klarifikasi Skandal: Kami Tidak ...

"WFP memanfaatkan sumber dayanya sendiri untuk membantu menutupi bantuan pangan hingga Desember setelah beberapa bantuan gagal memenuhi janji," kata Beasley.

Ia menambahkan bahwa dengan alokasi pemerintah sudah keluar, dana mungkin harus dialihkan dari upaya bantuan di negara lain khususnya Afghanistan.

Kelompok-kelompok yang lain mendesak negara-negara, yang prihatin dengan hak asasi manusia di bawah Taliban, untuk terlibat dengan penguasa baru untuk mencegah keruntuhan yang mereka katakan dapat memicu krisis migrasi serupa dengan eksodus 2015 dari Suriah yang mengguncang Eropa.

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah