Kembali Peringatkan Potensi Perang Saudara di Myanmar, PBB: Jalan Menuju Demokrasi Telah Dikorbankan

- 24 September 2021, 14:26 WIB
PBB kembali memperingatkan potensi perang saudara di Myanmar, di tengah kondisi kacau antara warga bersenjata dan militer.
PBB kembali memperingatkan potensi perang saudara di Myanmar, di tengah kondisi kacau antara warga bersenjata dan militer. /Reuters

PR TASIKMALAYA – Kepala hak asasi manusia PBB memperingatkan bahwa Myanmar menghadapi prospek yang mengkhawatirkan dari perang saudara.

Hal itu diutarakan kepala hak asasi manusia PBB karena pemberontakan oleh warga yang bersenjata terhadap junta militer Myanmar meluas.

Michelle Bachelet mengatakan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB bahwa sudah hampir terlambat bagi negara lain untuk meningkatkan upaya memulihkan demokrasi dan mencegah konflik yang lebih luas di Myanmar.

Baca Juga: Squid Game Dinilai Banyak Kemiripan dengan As The Gods Will, Sutradara Hwang Donghyuk Buka Suara

Myanmar berada dalam kekacauan sejak pemerintah Aung San Suu Kyi digulingkan oleh militer pada Februari lalu, memicu pemberontakan nasional yang dilawan oleh junta.

Serangan terhadap militer telah meningkat sejak anggota parlemen digulingkan oleh para jenderal, menyerukan perang defensif rakyat awal bulan ini.

Bachelet mengatakan situasi hak asasi manusia telah memburuk secara signifikan sebagai dampak dari kudeta dan menghancurkan kehidupan serta harapan di seluruh negeri.

Baca Juga: Aty Kodong Sampaikan Berita Duka Cita: Al Fatihah Buat Mamata Nak

"Konflik, kemiskinan, dan dampak pandemi meningkat tajam, dan negara menghadapi pusaran penindasan, kekerasan, dan keruntuhan ekonomi," katanya, dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Channel News Asia.

Karena dihadapkan dengan penindasan terhadap hak-hak dasar oleh militer, gerakan perlawanan bersenjata rakyat pun tumbuh.

"Tren yang mengganggu ini menunjukkan kemungkinan yang mengkhawatirkan dari perang saudara yang meningkat," tambah Bachelet.

Baca Juga: 4 Tanda Zodiak Ini Dikenal Jarang Menghargai Pendapat Orang Lain, Ada Taurus hingga Sagitarius

Bachelet mendesak negara-negara untuk mendukung proses politik yang akan melibatkan semua pihak.

Ia mengatakan regional ASEAN dan kekuatan berpengaruh harus menggunakan insentif dan disinsentif untuk menghentikan kudeta militer dan spiral kekerasan yang putus asa.

"Stabilitas Myanmar dan jalan menuju demokrasi dan kemakmuran telah dikorbankan selama beberapa bulan terakhir ini untuk memajukan ambisi elit militer yang memiliki hak istimewa dan mengakar," ujarnya.

Baca Juga: Jumat dan Sabtu Jadi Hari Keberuntungan Zodiak Berikut pada Minggu Ini, Apakah Anda Salah Satunya?

"Konsekuensi nasionalnya mengerikan dan tragis. Konsekuensi regional juga bisa sangat besar. Komunitas internasional harus melipatgandakan upayanya untuk memulihkan demokrasi dan mencegah konflik yang lebih luas sebelum terlambat," tutur Bachelet.

Bachelet mengatakan lebih dari 1.100 orang kini dilaporkan tewas di tangan pasukan keamanan sejak kudeta.

Sementara itu lebih dari 8.000 lainnya, termasuk anak-anak, telah ditangkap dan lebih dari 4.700 masih ditahan.

Baca Juga: Heboh Rizky Billar dan Lesti Kejora Lakukan 2 Kali Akad Nikah, Bolehkah? Begini Kata Ustaz Syahrul Gunawan

Bachelet mendesak semua pihak, terutama militer, untuk mengizinkan akses tidak terbatas ke bantuan kemanusiaan, dan menyerukan pembebasan segera semua tahanan politik.

Dia menyerukan semua angkatan bersenjata untuk melindungi warga sipil dan mengatakan penggunaan serangan udara dan artileri di daerah pemukiman harus segera dihentikan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah