Dianggap Lecehkan Vladimir Putin, Google dan Apple Harus Bersiap Menghadapi Denda Sangat Besar!

- 3 September 2021, 16:14 WIB
Dianggap telah melecehkan Presiden Rusia Vladimir Putin, Google dan Apple harus bersiap hadapi denda sangat besar yang dijatuhkan Kremlin.
Dianggap telah melecehkan Presiden Rusia Vladimir Putin, Google dan Apple harus bersiap hadapi denda sangat besar yang dijatuhkan Kremlin. //REUTERS/Maxim Shemetov

PR TASIKMALAYA – Google dan Apple dilaporkan harus siap berhadapan dengan denda sangat besar yang dijatuhkan pemerintah Rusia lantaran dua perusahaan itu dianggap telah melecehkan Presiden Vladimir Putin.

Tindakan pelecehan terhadap Vladimir Putin yang dilakukan Google dan Apple yaitu tidak mau menggubris permintaan presiden Rusia tersebut.

Permintaan yang diajukan Presiden Vladimir Putin kepada Google dan Apple yaitu untuk menyingkirkan aplikasi Alex Navalny’s Smart Voting dari Google Play dan App Store.

Baca Juga: Sederet Kontroversi Coki Pardede Sebelum Dibekuk Kepolisian Atas Kasus Narkoba, Salah Satunya Soal Covid-19

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Express, permintaan Kremlin untuk menyingkirkan aplikasi Alex Navalny’s Smart Voting sudah dibuat sejak bulan lalu.

Dibarengi dengan ancaman berupa denda sebesar empat juta Ruble (sekitar Rp782,5 juta) apabila Google dan Apple gagal melarang peredaran aplikasi itu dari toko aplikasi masing-masing.

Di Rusia, aplikasi Alex Navalny’s Smart Voting sudah dimasukkan daftar hitam lantaran dianggap masuk ke dalam gerakan ekstremis.

Baca Juga: Dicap Artis Paling Galak di Ikatan Cinta, Amanda Manopo Singgung Kerap Sial Terkait Hal Ini

Akan tetapi Google dan Apple seakan tidak peduli dan terus membiarkan peredaran aplikasi itu.

Hingga akhirnya pada Selasa, 1 September 2021, Roskomnadzor yang merupakan badan eksekutif federal Rusia untuk urusan media dan telekomunikasi mengeluarkan pernyataan resmi terkait kelalaian dua perusahaan raksasa asal Amerika Serikat tersebut.

“Tidak patuh (untuk menghapus peredaran aplikasi Alex Navalny’s Smart Voting) berarti sama halnya dengan melanggar hukum yang berlaku di Rusia. Dan dianggap sebagai upaya perusahaan Amerika Serikat untuk ikut campur dalam urusan pemilu Rusia,” ucap Roskomnadzor.

Baca Juga: Yerry Pattynasarany Dukung Rehabilitasi untuk Pecandu Narkoba: Paling Tidak, Jangan Beri Stigma Negatif

Pelecehan yang dilakukan Google dan Apple terhadap Presiden Vladimir Putin juga mendapatkan tanggap dari Kementerian Luar Negeri Rusia.

Lewat juru bicaranya, Maria Zakharova, Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut lalainya perusahaan Amerika Serikat dalam upaya penghapusan konten ilegal beredar di dunia maya merupakan hal yang sudah biasa.

Sebab ‘serangan’ dua perusahaan teknologi asal AS tersebut dilancarkan tepat beberapa minggu sebelum pemilu parlementer digelar di Rusia.

Baca Juga: Turut Berkomentar Soal Video Amanda Manopo dan Arya Saloka yang Viral, Betari Ayu: Kurang Pantas

‘Serangan’ ini diduga kuat untuk memperpanas pecahnya arus kekuatan di Kremlin yang sudah berlangsung selama beberapa bulan terakhir.

Antara kekuatan yang membenci kekuasaan Presiden Putin dengan Partai United Russia.

Partai United Russia merupakan partai terbesar sejak Vladimir Putin pertama kali menjabat sebagai presiden Rusia.

Baca Juga: Ramalkan Isi Hati Putri Anne saat Melihat Arya Saloka Sentuh Amanda Manopo, Denny Darko: Istri Mana...

Dilaporkan bahwa saat ini Partai United Russia mulai perlahan kehilangan giginya.

Tidak ingin makin kehilangan pengaruhnya, pesaing terberat Presiden Vladimir Putin yaitu Alexey Navalny pun dijebloskan ke penjara dengan tuduhan sebagai penggerak organisasi separatis.

Padahal Alexey Navalny adalah pendiri gerakan anti korupsi yang bertugas menghentikan kekuasaan Presiden Vladimir Putin yang dianggap telah busuk sejak lama.

Baca Juga: Gegara Covid-19, Studio Paramount Tunda Perilisan Top Gun: Maverick dan Mission Impossible 7!

Akan tetapi semenjak Alexey Navalny dijebloskan ke penjara pada awal tahun ini, siapapun yang mendukung gerakan yang digagas pengacara anti korupsi tersebut bakalan ikutan dijebloskan ke penjara.

Dan dipastikan hukuman kurungannya tidak akan berakhir dalam waktu singkat.

Sementara itu, aplikasi buatan organisasi Alexey Navalny yang masih bersikeras dipertahankan Google dan Apple merupakan salah satu cara yang dipakai si pengacara untuk mengalahkan anggota Partai United Russia di pemilu parlementer.

Baca Juga: Ungkap Tanggapan Putri Anne Lihat Dirinya Sering Beradegan Mesra dengan Amanda, Arya Saloka: Dia Nggak Ada…

Dari penjara, Alexey Navalny meminta seluruh pendukungnya untuk mengunduh aplikasi Smart Voting agar Presiden Rusia Vladimir Putin bisa segera dilengserkan dari kursinya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah