“Sejumlah kolega saya menghubungi saya secara paralel untuk menunjukkan bahwa ini memberikan kesempatan untuk mengumpulkan data penting tentang bagaimana pandemi dan penyakit Covid-19 memengaruhi kesehatan mental dan kognisi,” terang Hampshire.
“Saya telah memikirkan hal yang sama. dan ingin membantu sejauh yang saya bisa, jadi perluas studi untuk memasukkan informasi tentang penyakit Covid-19 dan dampak pandemi pada kehidupan sehari-hari secara lebih umum,” lanjutnya.
Baca Juga: Tak Sadar Sedang Direkam, Rizky Billar Kepergok Cium Lesti Kejora hingga Ramai Tuai Hujatan Netizen
Penelitian berjudul “Defisit kognitif pada orang yang telah pulih dari Covid-19” itu menganalisis data dari 81.337 orang.
Di antaranya, 12.689 telah dilaporkan memiliki infeksi Covid-19 dengan tingkat keparahan pernapasan tertentu.
Penelitian tersebut menemukan bahwa orang yang dilaporkan tertular Covid-19 berkinerja buruk pada tes kecerdasan.
Baca Juga: Nadia Christina Bakal Laporkan Alfath Fathier Soal KDRT, Hotman Paris: Buktinya ...
Menurut para peneliti, kekurangan terbesar muncul dalam tugas-tugas yang dibutuhkan peserta untuk menalar, merencanakan, dan memecahkan masalah.
Ini, sesuai penelitian, sejalan dengan laporan ‘long Covid’ di mana pasien mengeluhkan 'kabut otak' dan masalah konsentrasi.
Mereka yang dirawat di rumah sakit dan memakai ventilator menunjukkan defisit terburuk, disamakan dengan penurunan tingkat IQ 7 poin, menurut penelitian.***