Dalam konsep Konfusianisme, Dinasti Joseon menetapkan peraturan tatakrama yang menjadi adat kebiasaan dalam kehidupan rakyat sehari-hari.
Menitikberatkan pada chung, loyalitas masyarakat pada rajanya, nenek moyang, anak cucu, kepatuhan anak kepada orang tuanya, dan yeol.
Baca Juga: Bersiapalah Blink! BLACKPINK akan Rayakan Ulang Tahun Debut dengan Merilis Blackpink The Movie
Katolikisme pertama kali muncul di Korea di masa akhir kekuasaan Dinasti Joseon.
Katolik dibawa diplomat Tiongkok dan pendetanya yang diundang oleh penduduk Korea yang telah menganut agama Kristen.
Katolik Roma di Korea menjadi subjek persekusi yang hebat, namun kepercayaan itu terus menyebar di antara masyarakat.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 16 Juni 2021: Gegara Selingkuh, Elsa Diserahkan Nino ke Riki?
Sepanjang masa persekusi, banyak penganut katolik menjadi martir akibat penguasa kala itu.
Ini membuat Korea dikenal sebagai negeri nomor empat di dunia yang memiliki jumlah santo paling banyak.
Protestan dibawa ke Korea di masa akhir Dinasti Joseon dan dengan cepat mampu merebut hati masyarakat melalui program pendidikan, serta pelayanan kesehatan.