PR TASIKMALAYA - Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau baru saja berjanji untuk memerangi kelompok sayap kanan.
Jani ini diucap Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pasca serangan bermotif kebencian yang menewaskan empat anggota keluarga Muslim di Kota London, Ontario.
"Ini adalah serangan teroris, dimotivasi oleh kebencian, di jantung salah satu komunitas kami," kata Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Channel News Asia.
Empat anggota keluarga muslim tersebut tewas setelah ditabrak sebuah mobil pickup yang naik ke atas trotoar.
Para korban terdiri dari tiga generasi keluarga dan berusia antara 15 hingga 74 tahun.
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun yang selamat masih dirawat di rumah sakit dengan cedera yang tidak mengancam jiwa.
Kota London di Kanada berpenduduk sekitar 400.000 jiwa yang terletak di tengah antara Detroit dan Toronto.
Kota tersebut memiliki komunitas Muslim yang besar dan setidaknya tiga masjid di Kanada.
Deretan bunga diletakkan di pintu masuk Masjid Muslim London, sebagai tanda berduka cita.
"Masjid Muslim London adalah masjid tertua kedua di Kanada. Komunitas London (Muslim) di sini telah membantu membangunnya. Ini adalah rumah mereka, bagi yang pertama kalinya memakai jilbab,"terang Omar Khamissa, petugas Kemasyarakatan Dewan Nasional kelompok nirlaba Muslim Kanada.
"Kami akan terus memerangi kebencian online dan offline. Termasuk mengambil lebih banyak tindakan untuk membongkar kelompok-kelompok kebencian sayap kanan. seperti yang kami lakukan dengan Proud Boys dengan menambahkan mereka ke daftar teror Kanada," tutur Trudeau.
Polisi menangkap seorang pria bernama Nathaniel Veltman yang berusia 20 tahun di tempat parkir sekitar 500 meter dari masjid.
Veltman yang berkulit putih, didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu tuduhan percobaan pembunuhan.
Seorang juru bicara di Canadian Anti-Hate Network, sebuah organisasi yang melacak kelompok-kelompok kebencian, mengatakan bahwa hal itu tidak biasa bagi seorang pria berusia 20 tahun.
"Seseorang menuangkan racun ke telinganya. Kami berharap informasi lebih lanjut akan dibagikan untuk membantu menentukan dan mengidentifikasi konsumsi online dan medianya," papar juru bicara yang tidak mau disebutkan namanya.
Baca Juga: Terus Dikaitkan dengan Isu Pilpres 2024, Ridwan Kamil: Belum Jelas, Belum Pasti, dan Masih Jauh
Pihak berwenang juga sedang meninjau kemungkinan adanya tuduhan terorisme.
Sebelumnya pada tahun 2019, terjadi pembunuhan kepada 51 orang di dua masjid yang berlokasi Christchurch, Selandia Baru.
"Kami telah meningkatkan keamanan kami sejak saat itu, dan sekarang bahkan lebih. Islamofobia menggelegak di bawah permukaan dan muncul dari waktu ke waktu dengan konsekuensi yang menghancurkan," kata Aarij Anwer, imam dan koordinator pendidikan Islam di Kanada.
Baca Juga: Keren! 3 Siswa SMKN 2 Tasikmalaya Raih Juara Nasional IoT Development Technocorner 2021 di UGM
Serangan itu adalah yang terburuk terhadap Muslim Kanada sejak seorang pria menembak mati enam anggota masjid Kota Quebec pada 2017.
"Muslim bertanya-tanya, berapa banyak lagi nyawa yang dibutuhkan, berapa banyak keluarga yang akan dipangkas di jalanan,” ucap Jagmeet Singh, orang pertama dari etnis minoritas yang memimpin partai politik besar Kanada.
“Berapa banyak lagi keluarga yang akan dibunuh sebelum kita melakukan sesuatu?" sambungnya.
Pada bulan Februari yang lalu, Kanada menetapkan kelompok sayap kanan Proud Boys sebagai entitas teroris.
Kelompok tersebut merupakan ancaman keamanan aktif setelah serangan US Capitol Januari lalu di Washington.***