Warga Gaza Alami Krisis air Bersih dan Listrik Setelah Serangan dari Israel

- 18 Mei 2021, 12:32 WIB
Potret Wanita Gaza yang rumahnya hancur akibat serangan Israel.
Potret Wanita Gaza yang rumahnya hancur akibat serangan Israel. /Reuters/Suhaib Salem

PR TASIKMALAYA - Penduduk Jalur Gaza, Palestina dibangunkan pada dini hari Senin 17 Mei 2021 oleh serangan bom Israel.

Dalam serangan bom yang diluncurkan Israel tersebut menghancurkan tempat tinggal, jaringan listrik dan air vital, di Palestina.

Diketahui, serangan Israel di malam itu membawa korban tewas Palestina menjadi hampir 200, termasuk 59 anak-anak dan 35 wanita, sementara lebih dari 1.300 lainnya terluka.

Baca Juga: Tantangan Rumah Sakit di Kota Gaza, Hadapi Korban Penyerangan dan Covid-19

Israel menargetkan rumah, apartemen dan bangunan komersial, dan juga menabrak mobil dan kafetaria di pantai, mengakibatkan kematian dan cedera.

Pengeboman tanpa henti telah melanda layanan listrik, air dan sanitasi di Gaza, meningkatkan kekhawatiran akan krisis kemanusiaan yang mendalam bagi 2 juta orang yang tinggal di sana.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Akui 'Ditinggal' Suami Sejak Hamil, Atta Halilintar Tak Terima: Fitnah!

Walikota Kota Gaza Yahya Al-Sarraj mengatakan bahwa layanan penting telah dikurangi secara signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Hal tersebut dikarenakan sumber daya yang terbatas dan kerusakan jalan, saluran listrik dan pipa air.

Dia menuduh Israel sengaja menargetkan infrastruktur dan menghancurkan jalan-jalan utama, termasuk akses ke Rumah Sakit Al-Shifa.

Baca Juga: Habisi 42 Warga Palestina Dalam Ledakan Terowongan Hamas, Israel Mengaku Tidak Sengaja

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Arab News pada Selasa 18 Mei 2021, sanitasi dan pasokan air untuk penduduk terpukul parah, kata Al-Sarraj kepada Arab News.

“Satu-satunya pabrik desalinasi di Kota Gaza telah berhenti berfungsi sebagai akibat dari pemboman Israel di daerah sekitarnya dan ketidakmampuan pekerja untuk mencapainya, dan pemadaman listrik yang terus menerus telah mempengaruhi pemompaan air di sumur ke rumah,” kata Yahya.

Seorang warga Palestina bernama Ziad Sheikh Khalil, mencoba menyediakan penerangan untuk rumah yang dia tinggali bersama istri dan keempat anaknya.

Baca Juga: Lirik Lagu Silver Spoon - BTS

Penerangan untuk rumahnya dilakukan dengan mengisi baterai selama beberapa jam ketika listrik tersedia.

"Kami hampir tidak mendapatkan listrik tiga jam sehari," katanya

"Saat listrik menyala, semua anggota keluarga bekerja dengan cepat untuk mengisi daya ponsel, serta mengoperasikan mesin cuci dan memompa air ke tangki di bagian atas gedung," lanjutnya.

Baca Juga: Konfirmasi Pernikahan Nissa Sabyan dan Ayus, Ini Kata Kepala KUA Pondok Gede

Selama bertahun-tahun, Jalur Gaza telah mengalami kekurangan listrik yang parah.

Dalam beberapa hari terakhir krisis telah memburuk karena kurangnya bahan bakar dan kerusakan pada 10 saluran listrik yang berasal dari Israel.

Enam dari 10 jalur listrik Gaza padam dan pasokan telah lebih dari setengahnya, menurut Mohammed Thabet, juru bicara Perusahaan Distribusi Listrik Gaza.

Baca Juga: Mengeluh Nafsu Makannya Sering Tiba-tiba Menurun, Nathalie Holscher: Nyerah Deh

“Ada beberapa daerah perbatasan yang sama sekali putus aliran listriknya,” katanya.

Kru perbaikan tidak dapat memperbaiki garis karena serangan lanjutan.

Penutupan penyeberangan Kerem Abu Salem juga telah mempengaruhi pasokan bahan bakar untuk satu-satunya pembangkit listrik di Jalur Gaza, katanya.

“Jaringan listrik di dalam Jalur Gaza juga terkena pemboman Israel di daerah pemukiman. Ini meningkatkan kesulitan yang dihadapi perusahaan," tambah Thabit.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah