Kasus Pemenggalan Samuel Paty Terungkap, Bermula dari Kebohongan Siswinya yang Bolos Sekolah

- 10 Maret 2021, 09:34 WIB
Orang-orang memberi penghormatan kepada guru sejarah Samuel Paty yang tewas dipenggal di Paris.
Orang-orang memberi penghormatan kepada guru sejarah Samuel Paty yang tewas dipenggal di Paris. /Reuters/CHARLES PLATIAU/REUTERS

PR TASIKMALAYA - Penyebab dari dipenggalnya seorang guru sejarah dan geografi asal Prancis, Samuel Paty, kini terkuak, dan hal tersebut rupanya bermula dari masalah sepele.

Seperti banyak murid sekolah lainnya, seorang gadis berusia tiga belas tahun yang merupakan siswi Samuel Paty, ingin membolos sekolah pada suatu hari.

Ia melakukan hal tersebut dengan maksud mencegah ayahnya mengetahui bahwa ia telah diskors karena berkali-kali tidak hadir di kelas.

Baca Juga: Harus Tau! KemenpanRB Larang Para ASN Lakukan Hal ini Saat Libur Isra Mikraj dan Hari Raya Nyepi

Gadis itu lantas mengarang cerita dan menyebut bahwa guru sejarahnya, Samuel Paty, telah menginstruksikan siswa siswi Muslim untuk meninggalkan kelas.

Menurut gadis itu, sang guru sengaja melakukannya supaya dia bisa menunjukkan foto Nabi Muhammad yang telanjang bulat kepada murid-muridnya.

Sekilas, cerita ini memang tampak seperti kebohongan yang tidak begitu berbahaya.

Baca Juga: Irma Suryani: Sebaiknya Moeldoko Mengundurkan Diri dari KSP, agar Jokowi Tak Terseret Konflik Partai Demokrat

Tetapi kenyatannya, kebohongan gadis tersebut telah menyebabkan deretan peristiwa mengerikan yang tidak terbayangkan.

Sepuluh hari usai siswi itu menuturkan kebohongannya, sang guru, Samuel Paty, meninggal akibat dipeggal oleh teroris.

Insiden ini mengakibatkan hancurnya keluarga Samuel Paty, Prancis, mengalami trauma, sementara si gadis dan ayahnya menghadapi tuntutan pidana.

Baca Juga: Presiden Jokowi Belum Ajukan Revisi UU ITE, Simak Penjelasan Menkumham Yasonna Laoly

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Guardian, pada hari Minggu, 7 Maret 2021, gadis yang akrab disapa Z itu mengaku salah menuduh Samuel Paty.

Ia juga menyatakan bahwa dia telah berbohong, dan dia sama sekali tidak berada di kelas di mana Samuel Paty menunjukkan karikatur kontroversial.

Surat kabar Prancis, Le Parisien, melaporkan, gadis itu tidak berani mengakui alasan dia dikeluarkan dari kelas kepada ayahnya sebelum tragedi itu, yang sebenarnya menyangkut perilakunya yang buruk.

Baca Juga: Terungkap! Alasan Moeldoko Dipilih Jadi Ketua Umum Demokrat Versi KLB, untuk Kontestasi Pemilu 2024?

Padahal kenyatannya, pada tanggal 6 Oktober 2020, Samuel Paty hanya memberikan materi terkait serangan teroris pada Januari 2015 yang menewaskan 12 orang.

Dua hari kemudian, gadis itu mengungkapkan kebohongan tentang hal yang dilakukan gurunya yang berusia 47 tahun tersebut.

Ayah gadis itu pun marah lalu mengunggah dua video di Facebook di mana dia mencela Samuel Paty, menuduhnya telah melakukan diskriminasi, dan meminta agar dia dipecat dari sekolah.

Baca Juga: Samuel Paty Terbunuh Karena Isu Islamofobia, Ternyata Kesaksian Muridnya adalah Sebuah Kebohongan

Masalah ini pun bergulir di media sosial dan diketahui oleh Abdullakh Anzorov, seorang migran berusia 18 tahun asal Chechnya yang tinggal di Normandia.

Abdullakh lantas datang ke Conflans-Sainte-Honorine, di mana sekolah Samuel berada, dan membayar dua remaja dari sekolah tersebut untuk mengidentifikasi Samuel.

Saat itu, Samuel Paty baru saja akan pulang dari sekolah pada hari Jumat malam, 16 Oktober 2020. Abdullakh pun segera beraksi dan memenggal kepala Samuel menggunakan golok.

Baca Juga: Komentari Amien Rais Temui Presiden Jokowi yang Bahas Penembakan 6 Laskar FPI, Muannas Alaidid: Buang Waktu

Polisi yang menyaksikan aksi itu segera menembak mati Abdullakh di lokasi.

Dua remaja lainnya, yang menerima uang dari si pembunuh, saat ini sedang diselidiki.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah