Para Orang Tua Mengeluh, Seorang Guru di Sekolah Israel Disebut Telah Beri Pelajaran Anti-Palestina

1 Oktober 2020, 08:29 WIB
Bendera Palestina-Israel.* /Pixabay/.*/Pixabay

PR TASIKMALAYA - Sekelompok orang tua siswa di Jerusalem High School Adjoining Hebrew University mengeluh tentang seorang guru yang menggunakan buku teks yang menyajikan "narasi Palestina".

Padahal buku itu diketahui telah dilarang digunakan oleh Kementerian Pendidikan.

Kata orangtuanya ada seorang guru yang membawakan petikan dari buku 'The Dual Narrative' sebagai bagian dari pelajarannya.

Baca Juga: Kelompk KAMI dan Gatot Nurmantyo Dibubarkan, Gerindra: Harus Adil Agar Tak Timbulkan Persepsi Publik

Dalam perbincangan dengan Arutz Sheva, salah satu orang tua memberikan keterangan.

“Ada narasi yang cukup jelas di sekolah yang menampilkan pihak Palestina sebagai pihak yang lemah dan adil, dan pihak Israel sebagai pihak yang menduduki. Hal ini biasanya disajikan sebagai diskusi yang tidak seimbang di dalamnya, yang mana ada sisi kanan dan sisi yang salah," ujarnya.

Dia menambahkan bahwa anak-anak bahkan diberi halaman fotokopi dari buku itu.

Baca Juga: Normalisasi Negara Arab dan Israel Buat Palestina Terpuruk, Menlu: RI Tetap Dukung Kemerdekaanya

Selain itu, orang tua mengatakan salah satu guru menolak menyebut Hamas sebagai organisasi teror dan bahkan menolak menyebutnya sebagai organisasi anti-Israel.

Dalam hal ini, Kepala Sekolah Erez Hacker membantah klaim tersebut.

"Sekolah langsung menolak klaim tersebut dan mengklarifikasi bahwa sekolah tidak mengajarkan buku yang dikaitkan dengannya, The Dual Narrative," ujarnya, dikutip dari situs Israel National News.

Ia mengatakan bahwa sekolah hanya menggunakan buku yang disetujui di negra itu, sebagai bagian dari studi sejarah dan kewarganegaraan.

Baca Juga: Mengenal Sosok Pierre Andreas Tendean, Kapten Tampan Ajudan Jenderal Nasution

Sekolah juga ia katakan, mengacu pada narasi yang berbeda sambil mempresentasikan semua posisi yang terkait dengan subjek.

Tanggapan kepala sekolah disampaikan kepada orang tua yang mengeluh.

Namun para orang tua tetap bersikeras mengatakan, bahwa meskipun sekolah tidak benar-benar mengajar dari buku itu, setidaknya ada satu guru yang telah membawa kutipan dari teks bukunya.

Ketua Gerakan Im Tirtzu Matan Peleg, yang memerangi politisasi dalam sistem pendidikan dan pendidikan tinggi buka suara.

Baca Juga: Menstrual Cup Aman Digunakan untuk Wanita Pengguna KB Spiral

"Konten anti-Zionis yang ekstrem tidak memiliki tempat dalam sistem pendidikan Negara Israel. Masa depan negara bergantung pada kepercayaan pada kebenaran cara hidup masyarakat dan upaya untuk merusak keyakinan sama saja dengan kerugian nyata bagi lembaganya. Selain itu, itu juga merupakan pelanggaran hukum," ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa Pasal 17 Undang-Undang Pendidikan Negara melarang masuknya unsur-unsur politik ke sekolah.

Pihaknya meminta Menteri Pendidikan Yoav Galant untuk segera turun tangan dan menghentikan polemik tersebut.

Baca Juga: Kemenparekraf Berupaya Kembangkan Potensi Wisata Wellness Pascapandemi

"Cari tahu bagaimana konten ini telah menyusup ke sekolah dan oleh siapa dan menjatuhkan sanksi yang diperlukan padanya," tegasnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Tags

Terkini

Terpopuler