FBI Selidiki Teror Amplop Berisi Racun yang Dikirimkan ke Gedung Putih

20 September 2020, 18:34 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif Al Zayani, dan Menteri Luar Negeri UEA Abdullan bin Zayed muncul di balkon Gedung Putih setelah upacara penandatanganan dokumen Abraham Accords, menormalisasi hubungan antara Israel dan sejumlah negara Timur Tengah, dalam penyelarasan strategis negara-negara Timur Tengah untuk melawan Iran, di Halaman Selatan Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Selasa 15 September 2020. /Reuters/Tom Brenner/

PR TASIKMALAYA - Pejabat federal menyadap amplop yang dialamatkan ke Gedung Putih yang berisi racun ricin/risin pada hari Sabtu, 19 September 2020.

Menurut pernyataan dari Royal Canadian Mounted Police, pihaknya membantu FBI dan menduga amplop tersebut berasal dari Kanada. 

Berdasarkan hasil investigasi awal, isi amplop yang dialamatkan ke Gedung Putih dan Presiden Donald Trump tersebut menunjukkan positif mengandung risin/ricin.

Baca Juga: Nama Arief Poyuono Tak Masuk Posisi Pendamping Prabowo Subianto

Risin/ ricin merupakan salah satu jenis racun yang lebih berbahaya daripada sianida. Racun
mematikan ini ditemukan secara alami dalam biji jarak.

Pejabat AS hingga saat ini belum meberikan keterangan resmi apapun karena tidak berwenang untuk membahas penyelidikan yang sedang berlangsung secara terbuka dan berbicara tanpa menyebut nama.

Penyelidik federal sedang bekerja untuk menelusuri dari mana amplop itu berasal dan siapa yang mengirimkannya. Adapun penyelidikan ini dilakukan oleh FBI, Secret Service, dan US Postal Inspection Service sebagai pemimpinnya.

Baca Juga: Viral di Media Sosial, Ketua KPU Yahukimo Bantah Soal Tuduhan Pemerkosaan

Dalam sebuah pernyataan, FBI mengatakan para agen sedang bekerja untuk menyelidiki surat mencurigakan yang diterima di fasilitas surat pemerintah AS dan bahwa tidak ada ancaman yang diketahui terhadap keselamatan publik.

Teror atau ancaman yang dialamatkan ke Gedung Putih semacam ini sudah pernah terjadi beberapa kali dan ini bukanlah kali pertamanya.

Pada tahun 2018, seorang veteran Angkatan Laut ditangkap dan mengaku mengirim amplop kepada Trump dan anggota pemerintahannya yang berisi bahan asal risin.

Baca Juga: Riol Mulai Dipasang di Jalan TMMD Reguler Brebes Dengan Bantuan Alat Berat

Pihak berwenang mengatakan pria itu, William Clyde Allen III, mengirim amplop dengan biji jarak ke presiden.

Direktur FBI Christopher Wray, bersama dengan Menteri Pertahanan Jim Mattis, Direktur CIA saat itu Gina Haspel, Laksamana John Richardson, yang di waktu adalah perwira tinggi Angkatan Laut, dan kemudian-Sekretaris Angkatan Udara Heather Wilson. Surat-surat itu disadap, dan tidak ada yang terluka.

Pada 2014, seorang pria Mississippi dijatuhi hukuman 25 tahun penjara setelah mengirim surat yang ditaburi ricin kepada Presiden Barack Obama dan pejabat lainnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: AP News

Tags

Terkini

Terpopuler