Gedung Putih Yakini Warga AS yang Masih Disandera Hamas Tak Dijadikan sebagai Jaminan Perang

29 November 2023, 16:36 WIB
Ilustrasi - John Kirby menyatakan bahwa warganya yang masih disandera di Gaza oleh Hamas tidak akan dijadikan sebagai jaminan apapun yang terkait dengan peperangan. /Pixabay/@ hosny_s/

PR TASIKMALAYA - Gedung Putih, Amerika Serikat (AS) melalui Juru Bicara Dewan Keamanan Nasionalnya, John Kirby menyatakan bahwa warganya yang masih disandera di Gaza oleh Hamas tidak akan dijadikan sebagai jaminan apapun yang terkait dengan peperangan.

Dalam hal ini, John menyebut bahwa tidak ada indikasi apapun yang membuat Hamas harus mempengaruhi siapapun dengan menahan terus warga Amerika. 

“Tidak ada indikasi sama sekali bahwa Hamas mencoba menggunakan pengaruh atau sesuatu untuk mencegah orang Amerika keluar,” kata John menjelaskan pada wartawan di pesawat Air Force One dalam keberangkatan menuju Denver, Colorado, dikutip dari Anadolu, Rabu, 29 November 2023.

Terlebih, menurutnya warga AS yang kini disandera oleh Hamas hanya berjumlah sedikit. Hal itu tidak ada akses apapun untuk terhubung dengan berbagai pihak di seluruh dunia.

Baca Juga: Media Pemerintah Gaza Umumkan Ada 40.000 Ton Bahan Peledak dari Israel Sejak 7 Oktober 2023

“Kita tidak bisa berasumsi bahwa Hamas mempunyai akses terhadap semua orang dalam waktu singkat, atau bahwa semua warga Amerika ditahan oleh Hamas, dan tentu saja mereka tidak berada di tempat yang sama,” katanya menambahkan.

Pada hari ini, Rabu, Israel dan Hamas kembali mengambil kesepakatan untuk memperpanjang masa gencatan senjata selama dua hari. Itu digunakan untuk pertukaran sandera sebanyak 10 warga Israel dan 2 orang warga Thailand.

Namun, dikabarkan oleh Anadolu bahwa tidak akan ada orang Amerika yang lepas dari penyanderaan Hamas pada hari ini. Hal itu sangat disayangkan oleh John dalam pernyataannya.

Selain itu, John Kirby juga mengungkapkan data mengenai jumlah warga AS yang kini ditahan Hamas di Gaza. Menurutnya ada sekira 8 atau 9 orang yang masih ada di sana sebagai sandera.

Baca Juga: Hari Pertama Gencatan Senjata: Truk-truk Bantuan Bahan Bakar Mulai Masuk Gaza

Terakhir, dirinya menyatakan ketidaksetujuannya pada serangan yang tengah direncanakan Israel ke wilayah selatan Gaza. Kecuali, Israel dapat berkomitmen untuk bertanggung jawab pada seluruh pengungsi di wilayah tersebut.

“Kami tidak mendukung operasi di wilayah selatan, kecuali atau sampai Israel menunjukan bahwa mereka bertanggung jawab atas semua pengungsi internal di Gaza,” katanya menutup pembicaraan.

Hingga saat ini, gencatan senjata masih berlaku di wilayah Gaza sebagai jeda dari pertempuran panjang yang terjadi sejak 7 Oktober 2023 lalu. 

Sebanyak 15.000 orang dengan 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan menjadi korban yang paling banyak di kantong-kantong wilayah Gaza selama serangan balasan dari Israel.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Tags

Terkini

Terpopuler