Lanjutan Kasus Penemuan Dua Mayat Menggantung di Pohon, Hasil Penyelidikan Polisi 'Tetap Bunuh Diri'

21 Juni 2020, 17:28 WIB
Polisi Amerika Serikat menunjukkan solidaritas antirasisme berlutut di hadapan demonstran. Pose polisi ini mirip saat George Floyd, warga kulit hitam, saat ditangkap polisi dan mengalami sesak napas sebelum akhirnya meninggal. //Forbes

PR TASIKMALAYA - Beberapa waktu lalu, warga California Selatan dikagetkan dengan penemuan dua pria berkulit hitam yang mayatnya tergantung di sebuah pohon. 

Pihak berwenang menyimpulkan kejadian tersebut merupakan salah satu upaya dari aksi bunuh diri. Namun, banyak aktivis masyarakat menyangkalnya, karena kepolisian terlalu cepat memutuskan di tengah isu rasisme yang ramai di negeri itu. 

Diberitakan oleh Reuters, teka-teki penyebab kematian pria kulit hitam kasus itupun kini mulai menemukan titik terang. 

Baca Juga: Teleskop Ruang Angkasa Berhasil Pindai Peta Seluruh Langit Lewat Sinar-X, Peneliti: itu Menakjubkan

Anggota keluarga Malcolm Harsch (38), salah satu dari dua pria itu mengatakan melalui juru bicara, bahwa setelah meninjau rekaman video yang disediakan oleh polisi, mereka sekarang yakin bahwa dia meninggal karena bunuh diri. 

Mr. Harsch ditemukan pada 31 Mei 2020 di Victorville, California, dekat sebuah perkemahan tunawisma tempat dia tinggal.

Anggota keluarga Robert Fuller yang berusia 24 tahun, lelaki lain yang tubuhnya ditemukan tergantung, masih menunggu hasil penyelidikan atas kematiannya, yang terjadi di Palmdale bulan ini.

Baca Juga: Tiongkok Disebut sebagai 'Aktor Jahat', Donald Trump Berencana Membantu India Redakan Bentrokan

Setelah awalnya mengatakan tidak ada tanda-tanda pelanggaran dalam kedua kasus tersebut, pihak berwenang setempat menanggapi permohonan dari aktivis masyarakat, menjanjikan penyelidikan penuh atas kematian kedua pria itu, sebagai reaksi terhadap protes di California dan di seluruh negeri terhadap kebrutalan dan rasisme yang dilakukan polisi. 

Najee Ali, juru bicara keluarga Harsch dan seorang aktivis komunitas yang berbasis di Los Angeles ,yang memimpin protes setelah kematian Mr. Fuller dan Mr. Harsch mengatakan, keluarga Mr. Harsch menginginkan penyelidikan penuh atas apa yang terjadi.

Khususnya mengingat keberadaan kelompok supremasi kulit putih California Selatan yang terdokumentasi dengan baik.

Baca Juga: Polisi Buru Pelaku Pembakar Restoran Wendy, Tempat Warga Kulit Hitam Rayshard Brooks Ditembak Mati

Fakta penyelidikan menyebutkan bahwa dia adalah seorang pria tunawisma Afrika-Amerika yang tidak memiliki keluarga. 

"Stres karena menjadi tunawisma, kurangnya harapan dan keputusasaan membawanya untuk memilih untuk mengakhiri hidupnya," katanya.***

 

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler