Langgar Kesepakatan Damai Tahun 2018, Korea Utara Kirim Militer ke Zona Demiliterisasi

18 Juni 2020, 17:26 WIB
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, berjalan bersama dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. /AP

PR TASIKMALAYA - Korea Utara mengirim tentara ke beberapa pos jaga yang kosong di dalam Zona Demiliterisasi, setelah mengeluarkan peringatan mereka akan meningkatkan kehadiran militernya di daerah perbatasan dengan Korea Selatan.

Pada Rabu, 17 Juni 2020, Staf Umum Tentara Rakyat Korea Utara menyatakan, akan mendirikan 'pos polisi sipil', yang sebelumnya telah mereka tarik dari Zona Demiliterisasi.

Hal tersebut dilakukan sebagai bagian dari langkah selanjutnya melawan Korea Selatan setelah penghancuran kantor penghubung antar-Korea di kota perbatasan Kaesong.

Baca Juga: 3 Tips Rahasia Tampil Cantik Memasuki Usia 30-an, Salah Satunya Pilih Lemak Sehat

Menurut sumber-sumber militer Korea Selatan kepada kantor berita Yonhap, beberapa tentara Korea Utara terlihat sedang dikirim ke pos-pos penjagaan yang kosong di dalam zona penyangga tersebut mulai Rabu malam.

Hanya sumber-sumber itu mengungkapkan tidak jelas apakah langkah tersebut untuk menempatkan lebih banyak tentara penjaga di daerah perbatasan atau bagian dari peningkatan tugas penjaga militer ke kedudukan tertinggi bagi pasukan garis depan.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Yonhap News Agency, Korea Utara diyakini memiliki sekitar 150 pos penjagaan, dan beberapa di antaranya dikosongkan sesuai dengan pakta pengurangan ketegangan antar-Korea yang ditandatangani bersama Korea Selatan pada 19 September 2018.

Baca Juga: Hadapi Era Normal Baru, Berikut Tips untuk Para Pengguna Motor agar Tetap Terjaga Kesehatannya

Beberapa media lokal juga melaporkan terdapat sekitar 100 tentara Korea Utara terlihat di dalam Kawasan Industri Kaesong setelah penghancuran gedung penghubung antar-Korea.

Sebelumnya, militer Korea Utara mengancam akan mengirim pasukan ke Kawasan Industri Kaesong yang sekarang tertutup dan zona wisata Gunung Kumgang di Pantai Timur.

"Kami sedang memantau dengan seksama gerakan militer Korea Utara terkait dengan (peringatan) itu. Tetapi, setiap tindakan langsung dan terlihat belum tampak," kata Kolonel Kim Jun-rak, juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS), Kamis (18/6), seperti dikutip Yonhap.

Merespon peringatan Pyongyang tersebut, JCS menegaskan, Korea Utara akan 'membayar mahal' jika meluncurkan tindakan militer yang provokatif terhadap Korea Selatan.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Yonhap News Agency

Tags

Terkini

Terpopuler