Jalin Koordinasi yang Erat, Korea Selatan dan AS Pantau Ketat Militer Korea Utara

16 Juni 2020, 20:10 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.* //ANTARA/Reuters/Kevin L.

PR TASIKMALAYA - Korea Selatan mempertahankan koordinasi yang erat dengan Amerika Serikat (AS) untuk memantau dan mendeteksi gerakan militer Korea Utara, setelah Pyongyang memperingatkan tindakan militer terhadap Seoul.

Sebelumnya, Staf Umum Tentara Rakyat Korea Utara mengatakan mereka sedang meninjau rencana aksi untuk maju ke zona yang telah berstatus demiliterisasi di bawah perjanjian Utara-Selatan, mengubah garis depan menjadi benteng dan semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap Korea Selatan.

Pernyataan itu muncul di tengah-tengah peringatan Kim Yo Jong yang merupakan saudari Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, di mana ia mengatakan Korea Utara akan mengambil tindakan militer untuk menghukum Korea Selatan karena gagal menghentikan pembelot meluncurkan selembaran anti-Pyongyang melintasi perbatasan.

Baca Juga: Gugus Tugas Covid-19 Kota Tasikmalaya Targetkan 1.000 Tes Swab, Warga Antusias Mengikuti

Ketegangan di antara dua Korea tersebut semakin memanas, di mana Korea Utara meledakkan kantor penghubung dengan Korea Selatan yang berada di kota perbatasan mereka Kaesong pada Selasa, 16 Juni 2020.

"Kami menanggapi situasi ini dengan serius. Terhadap langkah-langkah militer Korea Utara, Korea Selatan dan AS secara ketat memantau dan mendeteksi mereka di bawah koordinasi yang erat," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Chok Hyun-soo dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Yonhap News Agency.

Kementerian Pertahanan menegaskan, militer Korea Selatan dalam keadaan siaga penuh.

Baca Juga: Perang Saudara Terus Bergejolak, Korut Sudah Siapkan Tentara Militer untuk Serang Korea Selatan

"Postur kesiapan dalam persiapan untuk keadaan apa pun," tegas Chok.

Sementara itu, militer Korea Utara tidak memberikan secara spesifik langkah-langkah selanjutnya, tetapi mungkin merujuk ke daerah di sekitar kota perbatasan Kaesong dan Gunung Kumgang.

Di mana mereka telah menarik pasukannya untuk memfasilitasi proyek-proyek ekonomi dan pariwisata antar-Korea yang sekarang sudah tidak berfungsi lagi.

Baca Juga: Korea Utara Ledakkan Kantor Penghubung antar-Korea, Korea Selatan Pasang Badan Siaga Tempur

Di bawah pakta militer antar-Korea yang ditandatangani pada 19 September 2018 bertajuk Comprehensive Military Agreement (CMA), Korea Utara dan Korea Selatan menerapkan beberapa langkah pengurangan ketegangan.

Misalnya, demiliterisasi Area Keamanan Bersama (JSA) yang membatasi kedua Korea. Kemudian, mengosongkan pos penjagaan mereka di dalam Zona Demiliterisasi (DMZ).

"Pakta militer antar-Korea harus dijaga. Ini adalah sikap dasar kami. Sambil mempertahankan postur kesiapan yang kuat, kami percaya upaya yang telah kami lakukan untuk mempromosikan perdamaian di Semenanjung Korea akan terus berlanjut," ujar Chok.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Yonhap News Agency

Tags

Terkini

Terpopuler