Setelah Gotabaya Rajapaksa Resmi Mundur, Parlemen Sri Lanka Bersiap Memilih Presiden Baru

16 Juli 2022, 14:13 WIB
Usai Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri, parlemen Sri Lanka dikabarkan siap untuk melakukan pemilihan presiden. /Reuters/Andy Buchanan

PR TASIKMALAYA – Setelah Presiden Sri Lanka sebelumnya, Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri sekaligus pergi untuk menjauhi pengunjuk rasa. Parlemen di negara tersebut akan bersiap melakukan pemilihan Presiden (Pilpres).

Diperkirakan pada Sabtu, 16 Juli 2022, para kandidat presiden Sri Lanka akan bertemu di parlemen untuk melakukan Pilpres.

Lebih dari 100 polisi dan personel keamanan setempat sudah berjaga saat Pilpres di Sri Lanka dilakukan, hal itu dikarenakan pengunjuk rasa akan mulai berdemo di sekitar parlemen.

Selain itu, pasukan keamanan Sri Lanka juga mulai patroli di sekitar parlemen meskipun tidak ada aktivitas dari pengunjuk rasa anti pemerintah.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Jalur di Gambar ini dan Temukan Pesan yang Diungkap untuk Diri Anda

Dirangkum PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, anggota parlemen dijadwalkan untuk memilih presiden baru dalam waktu seminggu.

Beberapa kandidat presiden Sri Lanka untuk menggantikan Rajapaksa adalah Ranil Wickremesinghe, Sajith Premadasa, dan Dullas Alahapperuma.

Para pengunjuk rasa masih meragukan Ranil Wickremesinghe, karena jika terpilih sebagai presiden Sri Lanka maka kerusuhan akan bertambah panjang, mengingat dia adalah sekutu Rajapaksa.

Selain itu, Sajith Premadasa yang merupakan pihak oposisi di Sri Lanka akan bertarung dengan calon kuda hitam dari anggota parlemen senior Sri Lanka Dullas Alahapperuma.

Baca Juga: Sempat Diprotes Persib, Ini Jawaban PT LIB soal Digelarnya Laga Liga 1 Malam Hari

Pada sebelumnya, pengunduran diri mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa diterima oleh parlemen pada hari Jumat waktu setempat.

Pengumuman resmi pengunduran diri Gotabaya Rajapaksa dibuat dalam pidato yang disiarkan televisi oleh pembicara, Mahinda Yapa Abeywardena.

Gotabaya Rajapaksa dianggap gagal membawa Sri Lanka untuk menjauh dari keterpurukan ekonomi di negara itu.

Sejak Sri Lanka merdeka pada 1948, pertumbuhan ekonomi di negara tersebut sedikit melambat jika dibandingkan negara lainnya.

Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Overthinking terhadap Masa Depan, Salah Satunya Kenali Pikiran Negatif

Hal ini membuat masyarakat Sri Lanka melakukan protes selama berbulan-bulan karena kejadian tersebut.

Di samping itu, Sri Lanka juga kekurangan bahan bakar, makanan, dan obat-obatan yang menjadi kebutuhan utama mereka.

Hingga artikel ini ditayangkan, masih belum diketahui siapa yang akan menggantikan Gotabaya Rajapaksa untuk menjadi Presiden Sri Lanka.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler