AS Jaga Pertahanan Gabungan dengan Korea Selatan, Semenanjung Korea Semakin Tegang dan Memanas

15 Juni 2020, 18:39 WIB
KOTA perbatasan Korea Utara, Kaepung, yang terlihat di atas Sungai Imjin, yang membentang melintasi perbatasan antar-Korea. 14 Juni 2020.* //Yonhap

PR TASIKMALAYA - Amerika Serikat (AS) menegaskan komitmennya untuk menjaga pertahanan gabungan yang 'kuat' dengan Korea Selatan untuk menanggapi setiap situasi yang melibatkan Korea Utara, setelah Pyongyang mengancam aksi melakukan aksi militer terhadap Seoul.

Pada Sabtu, 13 Juni 2020, Kim Yo Jong, saudari Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengancam akan mengambil 'langkah selanjutnya' terhadap Korea Selatan dan memberikan instruksi kepada tentara untuk mengambil tindakan yang diperlukan. 

Sementara itu pada Senin, 15 Juni 2020, Korea Utara mengeluarkan ancaman terbaru lewat Rodong Sinmun, surat kabar utama negara itu.

Baca Juga: Berada di Pihak Joe Biden, Mantan PM Malaysia Mahathir Sebut Donald Trump sebagai 'Bencana'

"Tindakan pembalasan tanpa henti akan berlanjut," kata Rodong Sinmun, organ partai berkuasa Korea Utara, seperti dikutip Yonhap oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com.

Rodong Sinmun kemudian menuliskan, Militer kuat revolusioner Korea Utara yang tak terkalahkan akan meluncurkan tindakan yang akan membalas dendam kepada orang-orang (Korea Utara) yang telah menjadi lebih marah dari sebelumnya.

"Kami tetap berkomitmen untuk mempertahankan postur pertahanan gabungan yang kuat," kata John Supple, juru bicara Pentagon, sebutan Kementerian Pertahanan AS, kepada kantor berita Yonhap.

Baca Juga: Bawa Penderitaan dan Peluang, Pandemi Covid-19 Menjadi Waktu Krisis Startup Robot di Tiongkok

Hubungan antar-Korea menegang ketika Korea Utara merilis serentetan pernyataan yang sangat keras membanting Korea Selatan karena gagal menghentikan pembelot Korea Utara di Korea Selatan mengirim selebaran anti-Pyongyang ke Korea Utara. 

Korea Utara juga memperingatkan, mereka mungkin membatalkan pakta militer antar-Korea yang ditandatangani pada 2018 lalu untuk mengurangi ketegangan perbatasan dan menghancurkan kantor penghubung bersama.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS ungkap kekecewaannya pada pekan lalu, pasca Korea Utara bersumpah untuk memutuskan semua jalur komunikasi antar-Korea dan menolak menjawab panggilan telepon Korea Selatan melalui penghubung dan hotline militer.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Yonhap News Agency

Tags

Terkini

Terpopuler