Vladimir Putin 'Gagal' Rebut Kyiv dari Ukraina, Intelijen Inggris Sebut Presiden Rusia Targetkan Wilayah Lain

8 April 2022, 17:21 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin dinilai gagal merebut ibu kota Ukraina, Kyiv menurut Kementerian Pertahanan Inggris. /Twitter.com/@KremlinRussia_E

PR TASIKMALAYA - Presiden Rusia, Vladimir Putin akhirnya menarik pasukannya dari Kyiv, ibu kota Ukraina.

Sebelumnya, Vladimir Putin memperkirakan akan merebut Kyiv dalam waktu beberapa hari saja.

Sepertinya, prediksi Vladimir Putin meleset karena pasukannya mendapat perlawanan dari tentara Ukraina yang berada di Kyiv.

Sejauh ini, pasukan Vladimir Putin telah mundur ke daerah Belarus dan Rusia setelah berusaha menduduki Kyiv.

Baca Juga: Tes IQ: Benarkah Anda Sosok dengan Kecerdasan yang Tinggi? Buktikan dengan Mengerjakan Soal ini

Kemudian perwakilan intelijen Inggris mencoba untuk memberikan perkembangan terbaru soal pasukan Rusia yang berada di daerah Ukraina.

"Di utara, pasukan Rusia sekarang telah ditarik sepenuhnya dari Ukraina ke Belarus dan Rusia," katanya pada 8 April 2022, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Evening Standard.

Kabarnya, pasukan Rusia akan dipindahkan ke timur Ukraina.

"Setidaknya beberapa dari pasukan ini akan dipindahkan ke Ukraina Timur untuk bertempur di Donbas," lanjutnya.

Baca Juga: Tes Fokus: Mampu Temukan Huruf q di Kumpulan g? Hanya Orang Teliti dan Jeli yang Berhasil

Menurut analisisnya, setidaknya dibutuhkan waktu seminggu untuk proses tersebut.

“Banyak dari pasukan ini akan membutuhkan pengisian ulang yang signifikan sebelum siap untuk ditempatkan lebih jauh ke timur, dengan pemindahan massal dari utara kemungkinan akan memakan waktu setidaknya satu minggu,” terangnya.

Hingga saat ini, menurut intelijen Inggris mengatakan bahwa Rusia masih melakukan penembakan di kota-kota timur.

“Penembakan Rusia terhadap kota-kota di timur dan selatan berlanjut dan pasukan Rusia telah maju lebih jauh ke selatan dari kota Izium yang penting secara strategis yang tetap berada di bawah kendali mereka," tambahnya.

Baca Juga: Buntut Kasus Snowdrop, JTBC Tuntut Netizen Terkait Kontroversi Distorsi Sejarah?

Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebelumnya mengatakan kepada Sky News pada hari Rabu bahwa Rusia telah menderita kerugian sangat banyak

Peskov menyatakan bahwa telah terjadi kehilangan pasukan yang signifikan dalam 44 hari invasi.

Peskov juga mengklaim bahwa Rusia sedang mencari cara untuk mengakhiri perang.

“Militer kami melakukan yang terbaik untuk mengakhiri operasi itu,” kata Peskov.

Baca Juga: Tes Psikologi: Gadis Mana yang Perfeksionis? Buktikan Logika dan Kejelian Mata Anda Kuat!

Pihaknya berharap peperangan antara Rusia dan Ukraina ini akan segera berakhir.

Begitu juga perundingan antara kedua negara segera mencapai kata sepakat.

“Dan kami berharap bahwa dalam beberapa hari mendatang, di masa mendatang, operasi ini akan mencapai tujuannya atau akan menyelesaikannya dengan negosiasi antara delegasi Rusia dan Ukraina," jelasnya.

Diketahui, pada 25 Maret, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan 1.351 tentaranya tewas dalam pertempuran.

Baca Juga: Tes IQ: Temukan Garis Terpanjang dalam Gambar untuk Mengungkap Kecerdasan Intelektual Anda

Ukraina mengatakan hampir 19.000 orang Rusia tewas. Keduanya tidak dapat diverifikasi secara independen.

Perkiraan Barat tentang kematian tentara Rusia dalam seranganny ke Ukraina berkisar antara 7.000 dan 15.000.***

Editor: Amila Yosalfa Fauziah

Sumber: Evening Standard

Tags

Terkini

Terpopuler