Sebagian Negara Siap Lakukan New Normal, WHO: Ini Belum Berakhir Sampai Tidak Ada Virus di Dunia

5 Juni 2020, 18:55 WIB
DIRJEN WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.* /ANTARA/

PR TASIKMALAYA - Pandemi virus corona yang menginfeksi lebih dari 200 negara di dunia telah membuat lebih dari 390.000 meninggal dunia dengan total kasus positif lebih dari 6,7 juta orang.

Amerika Serikat menjadi negara dengan total kasus positif tertinggi melebihi angka 1,9 juta orang dengan kasus kematian tertinggi di dunia melebihi 110.000 kematian.

Virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19 telah melumpuhkan berbagai aktivitas, seperti bekerja, sekolah, juga perekonomian sebuah negara. Tak jarang banyak negara yang mengalami cash flow atau kerugian karena harus menutup negara untuk menekan laju persebaran Covid-19.

Baca Juga: Penyegaran Dunia Pendidikan, Wali Kota Tasikmalaya Lantik 28 Kepsek SD-SMP

Sejak virus di temukan pada akhir Desember 2019 di Wuhan, pandemi corona yang melumpuhkan hampir seluruh negara dunia telah memunculkan sebuah kebiasaan hidup yang baru atau yang disebut New Normal.

Setelah pandemi ini berakhir, diperkirakan ada sebuah fase ketika manusia di Bumi mengalami perubahan perilaku agar tetap bisa menjalankan aktivitas, namun dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.

New normal sudah diterapkan di beberapa negara yang dianggap berhasil menangani virus yang menyerang pernafasan tersebut.

Baca Juga: Meluber hingga ke Halaman, Salat Jumat di Masjid Agung Tasikmalaya Ramai

Negara-negara yang telah memberlakukan kebiasaan normal baru di antaranya adalah Australia, Singapura, Jerman, Tiongkok, dan Jepang.

Negara-negara tersebut menerapkan aturan baru dalam kehidupan dan aktivitas seperti biasanya, namun tetap patuh terhadap protokol kesehatan yang dapat menekan persebaran Covid-19.

Indonesia juga akan menjadi segera mengadaptasi kebiasaan hidup normal baru di beberapa daerah yang berhasil memerangi virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19.

Baca Juga: Tanggapi Pandemi Covid-19, PBB: Satu Wabah Timbulkan 3 Krisis untuk Pengungsi dan Imigran

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, beberapa negara telah melihat 'peningkatan' dalam kasus Covid-19 karena penguncian berkurang, dan populasi harus terus melindungi diri terhadap virus corona.

"Pada upticks, ya kita telah melihat di negara-negara di seluruh dunia, saya tidak berbicara secara khusus tentang Eropa, ketika penguncian mereda, ketika langkah-langkah jarak sosial mereda, orang kadang-kadang menafsirkan ini sebagai 'OK, ini sudah berakhir'," kata juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan pada pengarahan PBB di Jenewa.

Kemudian ia menyinggung soal pengunjuk rasa kematian George Floyd di AS yang tidak memperhatikan protokol kesehatan berupa social distancing. Ia menekankan bahwa pengunjuk rasa di AS harus mengambil tindakan pencegahan ketika berkumpul.

"Ini belum selesai. Ini belum berakhir sampai tidak ada virus di mana pun di dunia,” katanya.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler