Banyak Negara Mulai Longgarkan Aturan Lockdown, WHO Peringatkan Kewaspadaan

12 Mei 2020, 08:02 WIB
DIRJEN Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus.* /AFP/Fabrice Coffrini/.*/AFP/Fabrice Coffrini

PIKIRAN RAKYAT - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji berkurangnya tingkat infeksi yang disebabkan Covid-19 dan kematian di beberapa negara dunia.

Namun, meskipun keadaan perlahan mulai membaik, WHO tetap meminta negara-negara tersebut untuk menunjukkan 'kewaspadaan ekstrem' ketika mereka mulai melonggarkan aturan lockdown.

Pada hari Senin, 11 Mei 2020, mayoritas negara-negara di Eropa telah memulai proses pembukaan kembali dari lockdown virus corona, dengan para pejabat di negara-negara seperti Prancis dan Spanyol memberanikan diri setelah melihat adanya penurunan tingkat kematian.

Baca Juga: Soal Biaya Haji, Warga Kabupaten Tasikmalaya Paling Getol Melunasi Ketimbang Daerah Lain

"Kabar baiknya adalah bahwa ada banyak keberhasilan dalam memperlambat virus dan pada akhirnya bisa menyelamatkan nyawa," ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus selaku direktur jenderal WHO, dilansir dari Channel News Asia oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com.

Sementara itu, ketua kedaruratan WHO Michael Ryan memuji pencabutan penutupan secara bertahap sebagai tanda harapan.

Namun, ia tetap mengingatkan bahwa kewaspadaan ekstrem tetap diperlukan dan harus dilakukan. 

Baca Juga: Berdalih untuk Cegah Aksi Pedofilia, Perdana Menteri Israel Usulkan Pasang Microchip pada Anak-anak

Virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 4 juta orang di 212 negara dunia, dengan lebih dari 280.000 orang dilaporkan telah meninggal dunia.

Terdapat kekhawatiran yang luas bahwa ada kemungkinan gelombang baru penularan intens akan segera terjadi.

Ryan mendesak negara-negara untuk meningkatkan respons kesehatan publik untuk memastikan mereka dapat mengidentifikasi kasus baru.

Baca Juga: Gelar Rapid Test untuk 1.500 Orang, Pemkab Tasikmalaya Gerak Cepat Tangani yang Hasilnya Reaktif

Tak hanya itu, Ryan juga mendesak negara-negara agar segera melacak serta mengisolasi semua kontak agar dapat membantu menghindari gelombang kedua.

"Jika penyakit tetap ada di negara-negara pada tingkat rendah tanpa kapasitas untuk menyelidiki klaster, mengidentifikasi klaster, selalu ada risiko bahwa penyakit ini akan lepas landas lagi," katanya.

Ryan pun mengatakan bahwa terdapat beberapa negara memilih untuk melewati kasus ini begitu saja. Hal ini dapat dilihat karena negara tersebut tidak secara dramatis meningkatkan kapasitas mereka untuk menguji dan melacak kasus, sementara mereka memiliki kesempatan.

Baca Juga: Dirilis Tim Kesehatan Boston, Hasil CT Scan Paru-paru Anak yang Terinfeksi Corona Ternyata Gelap

WHO memperingatkan terhadap gagasan di beberapa negara bahwa jika mereka tidak mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghentikan penyebaran virus, populasi mereka akan cepat membangun 'kekebalan kawanan'.

"Studi serologis awal mencerminkan bahwa persentase yang relatif rendah dari populasi memiliki antibodi terhadap Covid-19," kata Tedros.

Pernyataan Tedros menunjukkan bahwa berarti 'sebagian besar populasi masih rentan terhadap virus'.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler