Harapan Donald Trump Kandas, Ilmuwan Sebut Musim Panas Tak Bisa Kalahkan Virus Corona

10 Mei 2020, 03:35 WIB
ILUSTRASI matahari /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Terkiat pandemi virus corona yang kini tengah mengancam dunia, para ilmuwan menghancurkan harapan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang menyebut bahwa corona akan hilang pada musim panas.

Ilmuwan mengatakan cuaca hangat tidak mungkin menghambat penyebaran virus corona, tim menyebut tak ada hubungan antara kelembapan dan garis lintang suhu dengan corona.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs The Independent, Dr. Peter Juni, dari Universitas of Toronto mengatakan dalam siaran persnya bahwa tim menemukan sedikit atau tidak ada hubungan antara penyebaran infeksi dengan kelembaban.

Baca Juga: Malam Ini Tepat 17 Ramadhan Malam Nuzulul Quran, Berikut Amalan yang Harus Dilakukan

“Kami telah melakukan studi pendahuluan yang menunjukkan bahwa baik lintang dan suhu dapat berperan. Tetapi ketika kami mengulangi penelitian di bawah kondisi yang jauh lebih ketat, kami mendapat hasil sebaliknya," ujarnya.

Sebaliknya, penutupan sekolah dan langkah-langkah kesehatan masyarakat lainnya telah menjadi pembatasan efektif terhadap virus corona.

“Hasil kami memiliki relevansi langsung karena banyak negara, dan beberapa provinsi wilayah Kanada, sedang mempertimbangkan untuk mengurangi atau menghilangkan beberapa intervensi kesehatan masyarakat ini,”

Baca Juga: Penemuan Baru Ilmuwan Hong Kong, Virus Corona 100 Kali Lebih Mudah Menular Lewat Mata

Para peneliti menyimpulkan bahwa penyakit musiman bukan pernyataan yang tepat bagi corona, sebab musim hanya memainkan perang kecil dalam epidemologi.

Sebelumnya, sejumlah petinggi AS mengungkapkan penyataan yang salah, dimulai dari Presidennya, ia menyebut cuaca panas AS akan segera membuat corona menghilang.

Kemudian, Kepala penasihat ilmiah, Sir Patrick Vallance, juga berspekulasi bahwa virus itu akan menyebar kurang agresif dalam panas.

Baca Juga: Ahli Nutrisi Sebut Buah dan Sayur Bisa Tekan Penyebaran Penyakit, Berikut Penjelasannya

Lebih lanjut, di Inggris Boris Jonshon mengumumnkan bahwa ia akan meredam penguncian wilayah pada saat musim panas, karena ia yakin corona akan menghilang dengan cuaca panas tersebut.

Sementara itu, Profesor Dionne Gesink, seorang ahli epidemiologi dari University of Toronto dan rekan penulis penelitian, mengatakan dalam rilisnya.

“Musim panas tidak akan membuat ini pergi. Sangat penting orang tahu itu. Di sisi lain, semakin banyak intervensi kesehatan masyarakat di suatu daerah, semakin besar dampaknya pada memperlambat pertumbuhan epidemi,"

Baca Juga: Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya Bakal Bangun Rumah Sakit Tipe D di Cikatomas

Penelitian mereka adalah yang terbaru untuk memeriksa hubungan antara penyebaran penyakit dan cuaca yang diterbitkan dalam Canadian Medical Association Journal.

Pada bulan April lalu, tinjauan terhadap bukti yang tersedia oleh para ahli AS menemukan bahwa cuaca musim panas tidak mungkin berdampak pada penyebaran virus corona.

Namun, pada bulan Maret, makalah lain menemukan yang sebaliknya. Maka dari itu para ilmuwan menyampaikan agar penelitian harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti agar tak salah dipahami.***

 

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: The Independent

Tags

Terkini

Terpopuler