Basmi Covid-19, Jerman dan Italia Siap Luncurkan Aplikasi Pelacak Kontak Pengidap Corona

18 April 2020, 08:45 WIB
Ilustrasi rantai penularan virus corona (Covid-19). /- Foto: Pixabay/succo

PIKIRAN RAKYAT - Menteri Kesehatan Jens Spahn mengungkapkan bahwa aplikasi kontak virus guna mengindentifikasi keberadaan mereka yang terpapar akibat Covid-19, akan siap diunduh dan digunakan warga Jerman pada ponsel mereka dalam tiga hingga empat minggu mendatang.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters, para pemimpin pemerintah federal dan negara bagian Jerman mengatakan pada Rabu 15 April 2020 lalu, bahwa mereka akan mendukung penggunaan sukarela dari aplikasi pelacakan kontak itu.

Namun, jika aplikasi itu telah tersedia sehingga orang dapat dengan cepat mengetahui ketika mereka telah terpapar oleh orang yang terinfeksi.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, 18 April 2020: Cipatujah dan Kawalu Waspada Hujan Sedang

Spahn, sebelumnya meminta agar pengembang bekerja keras menyempurnakan aplikasi tersebut, guna memastikan standar perlindungan data sesempurna mungkin.

"Agar benar-benar baik, perlu lebih dari tiga hingga empat minggu daripada dua minggu," ujar Spahn.

Sementara itu, Jerman diketahui memiliki beban kasus Covid-19 urutan tertinggi kelima setelah Amerika Serikat, Spanyol, Italia dan Prancis, tercatat sebanyak 134.000 kasus, namun berhasil dikendalikan dengan angka kematian yang relatif rendah pada 3.863 berkat pengujian awal dan ekstensif.

Baca Juga: Mengandung Nutrsi dan Vitamin, Ketahui Manfaat Biji Bunga Matahari Lainnya

Namun, pihak berwenang Jerman lebih berhati-hati daripada beberapa negara Asia dalam menggunakan teknologi digital untuk memerangi virus corona karena negara itu terikat undang-undang privasi data Eropa yang ketat.

Jerman juga memperhatikan sikap ragu publik terhadap pengawasan, yang mengingatkan pada era pemerintahan Nazi atau komunis.

Sedangkan, Italia tengah berencana juga untuk menggunakan aplikasi ponsel pintar dari Bending Spoon guna melacak orang-orang yang dinyatakan positif Covid-19, dengan maksud upaya pendukung dalam pencabutan kebijakan lockdown atau penguncian nasional.

Baca Juga: Baznas Kabupaten Tasikmalaya Bantu Warga Terdampak Pandemi Covid-19 

Sebagaimana diketahui, kini Italia tengah menjadi pusat wabah corona di Eropa setelah menggeser Spanyol diposisi kedua urutan jumlah kematian terbanyak, tercatat 22.745 orang telah meregang nyawa.

Meskipun demikian, pemerintah tetap akan mencari jalan keluar agar Italia segera merilis pelonggaran lockdown yang telah diberlakukan hampir satu bulan lebih, namun opsi perpanjang hingga 3 Mei 2020 juga akan tetap dilakukan.

Aplikasi telepon pintar dan teknologi lainnya telah banyak digunakan di negara-negara Asia, seperti Singapura dan Korea Selatan, guna membantu mengendalikan penularan.

Baca Juga: Dinilai Rentan Terpapar Corona, Puluhan Jurnalis di Tasikmalaya Ikut Rapid Test Covid-19

Tetapi ada kekhawatiran yang mendalam di Eropa tentang potensi penyalahgunaan data dan pelanggaran privasi.

Arcuri mengatakan tujuannya adalah untuk membuat aplikasi tersedia di tingkat nasional setelah pengujian regional.

"Ini akan menjadi pilar strategi kami untuk menghadapi tahap pasca-darurat," ujar Arcuri.

Baca Juga: Ketahui 6 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Mentah, Salah Satunya Wortel

Lebih lanjut, Kementerian Italia berinovasi melucurkan tender bulan lalu untuk pengembang aplikasi, sehingga kementerian saat itu dibanjiri dengan proposal pengajuan.

Namun, komite telah memutuskan untuk memilih Bending Spoons untuk pengembang dalam aplikasi ponsel pintar guna deteksi terinfeksi yang telah tertular di suatu wilayah.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler