Jenazah Covid-19 Bergeletakan di Jalanan Ekuador, Kayu Sitaan Jadi Bahan Baku Peti Mati

11 April 2020, 12:37 WIB
RUMAH sakit di Guayaquil Ekuador tidak memiliki ranjang yang tersisa untuk menerima pasien yang diduga sakit akibat virus corona.* /DAILY STAR/

PIKIRAN RAKYAT-Jumlah kematian akibat virus corona di Ekuador, negara bagian Amerika Selatan terus meningkat, seiring bertambahnya jumlah terinfeksi.

Pemerintah terus berupaya menangani penanganan dari lonjakan kematian akibat virus yang menyerang negara dengan segala keterbatasan fasilitas kesehatan dan tenaga medis ini.

Seperti dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters, pemerintah telah menugaskan ratusan tahanan di Ekuador untuk membuat peti mati guna membantu menutupi peningkatan permintaan di Guayaquil.

Baca Juga: Dijemput Perawat Ber-APD, Wali Kota Tanjungpinang Diisolasi di RSUD dalam Kondisi Lemah

Sebagai kota terbesar di negara itu dan pusat dari salah satu wabah terburuk virus corona di Amerika Latin, jumlah kematian setiap harinnya akibat Covid-19 banyak ditemukan, bahkan beberapa di antara korban meninggal itu terlantar di jalanan dan di pekarangan rumah warga.

Hal ini disebabkan karena sejumlah rumah sakit telah penuh dan tenaga medis kewalahan dalam menanganinnya.

Akibatnya, para tahanan di Ambato, sebuah kota di selatan Ibu Kota Quito, akan menggunakan kayu yang disita oleh otoritas lingkungan sebagai bagian dari upaya antideforestasi untuk membuat peti mati, yang mereka rencanakan akan mulai dikirim minggu depan ke Provinsi Guayas di Ekuador selatan.

Baca Juga: Konflik di Tengah Pandemi Virus Corona, Pakistan Tembak Jatuh Drone Pengintai India

Diketahui Provinsi itu merupakan lokasi dari sekitar 68% total kasus virus dan tempat Kota Guayaquil berada.

"Kementerian Lingkungan Hidup menyumbangkan kayu sitaan, yang akan digunakan untuk tujuan lain demi tujuan mulia, memberikan peti mati kayu kepada keluarga yang kehilangan orang yang dicintai," kata Menteri Lingkungan Hidup Juan DeHowitt dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, negara yang kerap disebut Andean itu, telah mengonfirmasi sebanyak 4.965 kasus virus corona, dengan 272 orang meninggal. Dan sebanyak 284 orang lainnya juga diduga meninggal tertular penyakit ini.

Baca Juga: Perangi Virus Corona, Iran Tutup Seluruh Masjid Selama Ramadan, Mesir Larang Buka Bersama

Tak hanya memakan korban jiwa, wabah itu telah menyebabkan kekurangan pasokan peti mati kayu di Guayaquil. Akibat kelangkaan peti mati, beberapa keluarga terpaksa memakamkan kerabat mereka dalam kotak kardus yang disumbangkan ke pemakaman oleh berbagai perusahaan swasta.

Sejauh ini, beberapa keluarga telah melaporkan lonjakan biaya untuk peti mati dan layanan pemakaman di kota.

Dengan ini, Presiden Lenin Moreno meberikan sebuah solusi, bahwa jumlah kematian akibat virus corona di Provinsi Guayas dapat meningkat hingga 3.500 maka pihak berwenang akan membuat pemakaman umum darurat.

Baca Juga: Dentuman Aneh Terdengar di Jakarta, PVMBG: Bukan dari Anak Krakatau

Adapun kebijkan Menteri Dalam Negeri Maria Paula Romo mengatakan pada Kamis 9 April 2020 bahwa pemerintah akan mulai mengatur harga layanan pemakaman agar tidak terlalu mahal dan menyebabkan warga kurang mampu dapat menjangkaunya.

Selain itu, toko pertukangan di pusat penahanan, para tahanan juga akan turut membantu dengan membuatkan peti mati secara manual menggunakan 734 meter kubik kayu yang disita selama berbagai operasi penegakan hukum sebelum wabah dimulai.

Sejauh ini, tidak ada kasus virus corona yang dilaporkan muncul di penjara-penjara di negara itu, yang diisi 39.000 tahanan. Namun kunjungan akan terus dibatasi hingga keadaan sudah mulai membaik.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler